Rasionalisme
Rasionalisme adalah suatu kaedah penyelidikan dan uji kaji yang menyatakan bahawa akal adalah sumber utama pengetahuan. Bertentangan dengan empirisisme secara teorinya, ia menafikan pengalamaan pancaindera sebagai sumber pengetahuan. Konsep utama yang menjadi pegangan ini ialah kepercayaan terhadap kemampuan dan autoriti akal fikiran (alasan) untuk menyingkap ilmu dan kebenaran.
Rasionalisme mengukur bahawa daya intelek yang wujud secara semulajadi dalam diri manusia mampu mencari dan menanggapi kebenaran; ia menganggap akal sebagai sumber tertinggi untuk mendapat kebenaran dan mencapai segala ilmu pengetahuan. Rasionalisme yang berasaskan nilai-nilai saintifik menolak adanya wahyu dan mukjizat atas tanggapan bahawa kedua-dua benda ini dilihat tidak logik. Ukuran sama ada sesuatu itu saintifik atau tidak juga terletak pada sama ada ia logik ataupun tidak.
Gambaran umum
[sunting | sunting sumber]Rasionalisme wujud dalam dua konteks dan bidang:
- dalam bidang agama: rasionalisme difahamkan sebagai tindakan melawan pihak penting dalam sesebuah agama, lalu pendekatan ini biasanya digunakan untuk mengkritik ajaran agama.
- dalam bidang falsafah: rasionalisme adalah melawan empirisisme, ia terutama berguna sebagai teori pengetahuan.
Rasionalisme bertindak sebagai lawan kepada fahaman empirisisme di mana adanya berpendapat bahawa sebagian dan bagian penting pengetahuan datang dari penemuan akal. Contoh paling jelas ialah pemahaman kita tentang logik dan matematik - penemuan-penemuan berkaitan kedua-dua bidang ini begitu pasti dan sahih, dan kita tidak hanya melihatnya sebagai benar, malah kita melihatnya sebagai kebenaran yang tidak sahaja mustahil salahya malah bersifat universal atau sejagat.[1]
Fahaman rasionalisme ini mempunyai kemiripan dari segi ideologi dan tujuan dengan humanisme dan ateisme, dalam hal bahawa mereka bertujuan untuk menyediakan sebuah wahana bagi pembincangan berkaitan hal kemasyarakatan dan falsafah di luar kepercayaan keagamaan atau tahayul. Meskipun begitu, ada perbedaan dengan kedua bentuk tersebut:
- Humanisme dipusatkan kepada masyarakat manusia dan keberhasilannya. Rasionalisme tidak mengklaim bahwa manusia lebih penting daripada hewan atau elemen alamiah lainnya. Ada rasionalis-rasionalis yang dengan tegas menentang filosofi humanisme yang antroposentrik.
- Atheisme adalah suatu keadaan tanpa kepercayaan akan adanya Tuhan atau dewa-dewa; rasionalisme tidak menyatakan pernyataan apapun mengenai adanya dewa-dewi meski ia menolak kepercayaan apapun yang hanya berdasarkan iman. Meski ada pengaruh atheisme yang kuat dalam rasionalisme modern, tidak seluruh rasionalis adalah atheis.
Di luar diskusi keagamaan, rasionalisme dapat diterapkan secara lebih umum, misalnya kepada masalah-masalah politik atau sosial. Dalam keadaan seperti ini, penolakan terhadap perasaan (emosi), adat-istiadat atau kepercayaan yang sedang populer dalam kalangan masyarakat semasa menjadi ciri-ciri penting dari perspektif para rasionalis.
Pada pertengahan abad ke-20, ada tradisi kuat rasionalisme yang terencana, yang dipengaruhi secara besar oleh para pemikir bebas dan kaum intelektual.
Rasionalisme modern hanya mempunyai sedikit kesamaan dengan rasionalisme kontinental yang diterangkan René Descartes. Perbedaan paling jelas terlihat pada ketergantungan rasionalisme modern terhadap sains yang mengandalkan percobaan dan pengamatan, suatu hal yang ditentang rasionalisme kontinental sama sekali.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Dari sudut sejarah, perintis awal aliran rasionalisme ialah Heraclitus yang meyakini bahawa akal melebihi pancaindera sebagai sumber ilmu. Menurut beliau, akal manusia boleh berhubung dengan akal ketuhanan yang memancarkan sinaran cahaya tuhan dalam diri manusia. Pada zaman pertengahan rasionalisme Yunani berkembang di tangan tokoh-tokoh Sokrates, Plato dan Aristoteles. Rasionalisme mencapai zaman kemuncaknya pada zaman Aristoteles yang berusaha menangkis serangan pemikiran aliran Sufastho’iyyun yang menyebarkan pegangan bahawa "sesuatu perkara itu adalah dianggap baik bila manusia mengira ia adalah baik" - dengan kata lain ‘Manusia adalah kayu pengukur segala perkara’. Hasil dari pengaruh tersebut, Aristoteles telah memperkemaskan rasionalisme dengan menyusun kaedah ilmu logik secara sistematik dalam karyanya yang terkenal iaitu Organaon.
Rasionalisme telah menguasai tamadun Yunani sehinggalah kepada zaman Helenisme. Di antara aliran moden yang berpaksi kepada rasionalisme ialah aliran idealisme yang dipelopori oleh Baruch Spinoza (1632-1677) dan Gottfried Leibniz (1646-1716). Tokoh lain yang mengembangkan rasionalisme ialah René Descartes (1596-1716). Edward de Bono dalam bukunya Thinking Course menyatakan bahawa logik ialah satu cara menjana maklumat daripada sesuatu keadaan. Maklumat yang hendak dijana ialah sesuatu yang benar dan diterima akal. Kebiasaannya, tokoh-tokoh yang mengembangkan rasionalisme mereka digelar sebagai seorang idealis.
Pada pertengahan abad ke-20, telah munculnya tradisi kuat rasionalisme yang terencana hasil pengaruhi besar para pemikir bebas dan kaum intelektual.
Rasionalisme moden hanya mempunyai sedikit kesamaan dengan rasionalisme kontinental yang diterangkan René Descartes. Perbedaan paling jelas terlihat pada kebergantungan tinggi rasionalisme jenis ini terhadap sains diterapkan percubaan dan pengamatan, suatu hal yang ditentang rasionalisme kontinental sama sekali.
Tokoh-tokoh utama
[sunting | sunting sumber]- Abraham Kovoor
- Anaxagoras
- Ayn Rand
- Barbara Smoker
- Baruch Spinoza
- Benjamin Franklin
- Bertrand Russell
- David Hume
- Elizabeth Cady Stanton
- Gene Roddenberry
- Gottfried Leibniz
- H. P. Lovecraft
- Immanuel Kant
- Isaac Asimov
- Jim Herrick
- John Locke
- Joseph Edamaruku
- Julian Huxley
- Karl Popper
- Nicolas Malebranche
- Paul Kurtz
- Plato
- René Descartes
- Robert A. Heinlein
- Robert G. Ingersoll
- Sanal Edamaruku
- Sigmund Freud
- Taslima Nasrin
- Thomas Paine
- Voltaire
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Ahmad Tafsir, Filsafat Umum: Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, Bandung: Remaja Rosdakarya, 127.
Pautan luar
[sunting | sunting sumber]Wikimedia Commons mempunyai media berkaitan Rasionalisme |
Wikipetik mempunyai koleksi petikan mengenai: Rasionalisme |
- Edward N. Zalta (penyunting). "Rationalism vs. Empiricism". Stanford Encyclopedia of Philosophy.
- Rationalism - PhilPapers
- [1] Diarkibkan 2017-06-25 di Wayback Machine - Indiana Philosophy Ontology Project
- Homan, Matthew. "Continental Rationalism". Internet Encyclopedia of Philosophy.
- Templat:Cite SEP
- John F. Hurst (1867), History of Rationalism Embracing a Survey of the Present State of Protestant Theology