Pan-Asianisme
Pan-Asianisme (juga dikenal sebagai Asianisme atau Asianisme Raya) adalah ideologi yang mempromosikan persatuan dan kerja sama politik dan ekonomi rakyat Asia. Beberapa teori dan gerakan Pan-Asianisme telah dikemukakan, khususnya dari Asia Timur, Asia Selatan, dan Asia Tenggara. Memotivasi gerakan ini telah menjadi perlawanan terhadap imperialisme dan kolonialisme Barat dan keyakinan bahwa "nilai-nilai Asia" harus didahulukan daripada "nilai-nilai Eropa".[1]
Asianisme Jepang
[sunting | sunting sumber]Sebelum Perang Dunia II, Pan-Asianisme Jepang pada intinya adalah gagasan bahwa Asia harus bersatu melawan imperialisme Eropa.
Asianisme Jepang berkembang dalam jalinan perdebatan tentang solidaritas dengan bangsa-bangsa Asia yang berada di bawah tekanan Eropa dan ekspansi agresif ke benua Asia. Debat sebelumnya berasal dari liberalisme. Para penganut ideologi ini adalah Tokichi Tarui (1850―1922) yang mendukung serikat pekerja Jepang-Korea yang setara untuk pertahanan kooperatif melawan kekuatan Eropa,[2] dan Kentaro Oi (1843—1922) yang mencoba pemerintahan konstitusional domestik di Jepang dan reformasi Korea.[3] Pemikiran Pan-Asia di Jepang mulai berkembang pada akhir abad ke-19 dan terutama didorong setelah kekalahan Rusia dalam Perang Rusia-Jepang (1904–1905). Hal ini menimbulkan minat dari penyair India Rabindranath Tagore dan Sri Aurobindo dan politisi Tiongkok Sun Yat-sen.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Konferensi Asia Timur Raya
- Kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya
- ASEAN (1967 hingga kini)
- Dewan Asia
- Konferensi Hubungan Asia
- Konferensi Asia–Afrika (1955)
- Komunitas Asia Timur
- Asosiasi Kerja Sama Regional Asia Selatan
- Dialog Kerja Sama Asia
- Pan-nasionalisme
- Fusao Hayashi
- Shumei Okawa
- Iwane Matsui
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Marita Gilli, L'idée d'Europe, vecteur des aspirations démocratiques: les idéaux républicains depuis 1848 : actes du colloque international organisé à l'Université de Franche-Comté les 14, 15 et 16 mai 1992 (1994).
- ^ Tarui, Tokichi (1893) Daito Gappo-ron
- ^ Lihat Insiden Osaka 1885.
Bibliografi
[sunting | sunting sumber]- Chen, Jian (1994). China's Road to the Korean War: The Making of the Sino-American Confrontation. New York: Columbia University Press. ISBN 978-0-231-10025-0.
- Saaler, Sven and J. Victor Koschmann, eds., Pan-Asianism in Modern Japanese History: Colonialism, Regionalism and Borders. London and New York: Routledge, 2007. ISBN 0-415-37216-X
- Saaler, Sven and C.W.A. Szpilman, eds., Pan-Asianism: A Documentary History, Rowman & Littlefield, 2011. two volumes (1850–1920, 1920–present).ISBN 978-1-4422-0596-3 (vol. 1), ISBN 978-1-4422-0599-4 (vol. 2)
- Saaler, Sven and C.W.A. Szpilman, "Japan and Asia," Saaler, Sven and C.W.A. Szpilman, eds., Routledge Handbook of Modern Japanese History. London: Routledge, 2018, pp. 25–46 (accessible online https://routledgehandbooks.com/pdf/doi/10.4324/9781315746678.ch3).
Bacaan lebih lanjut
[sunting | sunting sumber]- Kamal, Niraj (2002) Arise Asia: Respond to White Peril. New Delhi: Wordsmith ISBN 81-87412-08-9.
- Starrs, Roy (2001) Asian Nationalism in an Age of Globalization. London: RoutledgeCurzon ISBN 1-903350-03-4.
- Starrs, Roy (2002) Nations under Siege: Globalization and Nationalism in Asia. New York: Palgrave Macmillan ISBN 0-312-29410-7.
- Lee, Lai To; Lee, Hock Guan, ed. (2011-12-31), "3. Sun Yat-Sen's Idea of Regionalism and His Legacy", Sun Yat-Sen, Nanyang and the 1911 Revolution, ISEAS Publishing, hlm. 44–60, doi:10.1355/9789814345477-007, ISBN 978-981-4345-47-7, diakses tanggal 2021-03-11