Luo Ronghuan
Luo Ronghuan | |
---|---|
罗荣桓 | |
Sekretaris Komisi Inspeksi Disiplin dari Komisi Militer Pusat | |
Masa jabatan 1961–1963 | |
Pendahulu Baru didirikan | |
Masa jabatan 17 September 1955 – 1956 | |
Pendahulu Tan Zheng | |
Ketua Jaksa Agung Kejaksaan Agung Rakyat | |
Masa jabatan 1949–1954 | |
Pendahulu Baru didirikan | |
Informasi pribadi | |
Lahir | County Hengshan, Hunan, Dinasti Qing | 26 November 1902
Meninggal | 16 Desember 1963 Beijing, Republik Rakyat Tiongkok | (umur 61)
Pekerjaan | Jenderal, politisi, penulis |
Penghargaan sipil | Medali 1 Agustus (Medali Kelas Pertama) Medali kemerdekaan dan kebebasan (Medali Kelas Pertama) Medali Pembebasan (Medali Kelas Pertama) |
Karier militer | |
Pihak | Republik Rakyat Tiongkok |
Dinas/cabang | Angkatan Darat Tentara Pembebasan Rakyat |
Masa dinas | 1927-1963 |
Pangkat | Marsekal besar Republik Rakyat Tiongkok |
Komando | Komisaris politik Angkatan Darat Medan Timur Laut, Tentara Pembebasan Rakyat |
Pertempuran/perang | Ekspedisi Utara Pemberontakan Panen Musim Gugur Mars Panjang Serangan Seratus Resimen Perang Saudara Tiongkok |
Sunting kotak info • L • B |
Luo Ronghuan (Hanzi sederhana: 罗荣桓; Hanzi tradisional: 羅榮桓; Pinyin: Luó Rónghuán; Wade–Giles: Lo Jung-huan; 26 November 1902 – 16 Desember 1963) adalah pemimpin militer Tiongkok Partai Komunis Tiongkok. Dia menjabat sebagai Wakil Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional.
Biografi
[sunting | sunting sumber]Luo dilahirkan di sebuah desa, county Hengshan, provinsi Hunan. Pada 1919, ketika masih berusia 17 tahun, ia mendaftar di Sekolah Menengah Xiejun di Changsha. Lima tahun kemudian, ia kuliah di Perguruan Tinggi Swasta Qingdao (sekarang menjadi Universitas Shandong) dan berhasil menyelesaikan kursus persiapan jurusan Industri dalam Perdagangan pada tahun 1926. Luo bergabung dengan Liga Pemuda Komunis Tiongkok pada April 1927 dan Partai Komunis Tiongkok di akhir tahun itu dan ia juga berpartisipasi dalam Pemberontakan Panen Musim Gugur.[1]:22 Ketika terjadi Mars Panjang, ia menjabat sebagai kepala keamanan Tentara Merah Tiongkok.
Setelah Perang Dunia II, Luo menjabat sebagai komisaris politik di bawah pimpinan Lin Biao di Tiongkok Timur Laut di masa perang saudara Tiongkok. Tanpa banyak diketahui oleh pihak luar, kontribusi Luo pada kemenangan komunis di timur laut daratan Tiongkok jauh lebih besar daripada yang dipublikasikan sebelumnya dan pada kenyataannya lebih besar daripada pencapaian Lin Biao. Alasannya karena orang sering mengabaikan kontribusi politik Luo dan hanya fokus pada kemenangan militer pimpinan Lin Biao. Namun sebenarnya, Lin Biao atau para komandan komunis lainnya tidak akan pernah dapat mencapai kemenangan militer mereka jika tidak ada dukungan politik yang kuat dan stabil dari pasukan dan masyarakat umum. Di sinilah pentingnya peranan Luo, ketrampilan pekerjaan politik yang dilakoni Luo memastikan kesetiaan pasukan dan dukungan rakyat terhadap Partai Komunis Tiongkok.
Setelah berakhirnya Perang Dunia II, kaum komunis mendemilitarisasi lebih dari satu juta pasukannya. Namun, demiliterisasi komunis jauh berbeda dengan demiliterisasi damai yang dilakukan oleh nasionalis dan dalam praktiknya, demiliterisasi komunis adalah bagian dari "perjuangan kelas" yang diprakarsai oleh Mao Zedong, hasilnya sebagian besar pasukan dan kader demiliterisasi dianiaya. Alasan penganiayaan terhadap pasukan dan kader dalam kesatuan mereka sendiri adalah: terlepas dari pengabdian mereka pada komunisme, pasukan dan kader itu berasal dari latar belakang keluarga yang mapan. Akibat cara demiliterisasi yang demikian, komunis tidak hanya dalam bahaya kehilangan dukungan rakyat, tetapi juga menghadapi keterasingan dan pembelotan dalam jajarannya sendiri. Luo lagi-lagi berperan penting dalam menghentikan penganiayaan yang meluas dan dengan demikian menyelamatkan komunis di Tiongkok Timur Laut dari kehilangan dukungan rakyat serta dukungan dalam jajarannya sendiri, sehingga memperkuat komunis yang pada akhirnya memastikan kemenangan militer Lin Biao di kemudian hari. Apa yang dilakukan Luo sebenarnya berlawanan dengan keinginan "perjuangan kelas" ala Mao, tetapi setelah menyaksikan kesuksesan Luo, Mao mulai memuji upaya Luo.
Sebagai hasil dari kesuksesan Luo, pembelotan dan desersi dalam tubuh komunis di Liaodong, Jilin, dan Heilongjiang hanya berjumlah sekitar 60.000 orang, sementara di wilayah yang dikuasai komunis lainnya seperti di Shandong saja, pembelotan dan desersi berjumlah lebih dari 300.000 orang menurut pengakuan Mao sendiri dan kekuatan komunis di Shandong jauh lebih kecil daripada di ketiga provinsi Timur Laut tersebut. Keberanian Luo untuk menolak penganiayaan terhadap ideologi ""perjuangan kelas" yang dicetuskan Mao telah menyelamatkan komunis Tiongkok Timur Laut dari kehancuran.
Setelah pembentukan Republik Rakyat Tiongkok pada 1949, Luo menjabat Kepala Staf Tentara Pembebasan Rakyat dan pada 1955, dia bersama dengan Lin Biao termasuk dari sepuluh jenderal veteran yang dianugerahi pangkat kehormatan marsekal besar.
Luo merupakan anggota Komite Sentral ke-7 dan Politbiro ke-8. Ketika Luo meninggal pada 1963, Mao dan Lin Biao menghadiri upacara pemakamannya. Pemakaman ini merupakan satu dari dua pemakaman yang dihadiri oleh marsekal besar Lin Biao, yang satu lagi adalah pemakaman mantan kepala staf dan panglima angkatan udara Tentara Pembebasan Rakyat Jenderal Angkatan Udara Liu Yalou.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ 《罗荣桓传》编写组 (2006). 《罗荣桓传》. 北京: 当代中国出版社. ISBN 978-7-80092-051-6.
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Tidak ada |
Ketua Jaksa Agung Kejaksaan Agung Rakyat 1949–1954 |
Diteruskan oleh: Zhang Dingcheng |
Artikel diterjemahkan dari halaman di en.wikipedia yang berjudul « Luo Ronghuan ». 22 Juni 2020 |
Artikel diterjemahkan dari halaman di zh.wikipedia yang berjudul « 罗荣桓 ». 22 Juni 2020 |