Hak LGBT di Prancis
Hak LGBT di Prancis | |
---|---|
Aktivitas sesama jenis legal? | Legal sejak tahun 1791, batas usia disamakan (kembali) tahun 1982 |
Transeksual | Transeksual boleh mengganti gender secara hukum |
Pengakuan pasangan sesama jenis | Pacte civil de solidarité 1999/2009 Pernikahan sesama jenis sejak tahun 2013 |
Adopsi anak oleh pasangan sesama jenis | Individu LGBT dan pasangan sesama jenis boleh mengadopsi. |
Karier militer | Gay dan lesbian boleh masuk secara terbuka |
Perlindungan dari diskriminasi | Perlindungan dari diskriminasi berdasarkan orientasi seksual dan identitas gender |
Hak lesbian, gay, biseksual, dan transgender di Prancis dianggap sebagai salah satu yang paling maju di Eropa dan di dunia. Aktivitas seks sesama jenis pernah dikriminalisasi pada masa Ancien Régime dan pelakunya dapat dihukum mati. Semua hukum sodomi dicabut pada tahun 1791 selama Revolusi Prancis. Pada tahun 1960, hukum yang melarang ketidaksenonohan ditetapkan dan kemudian digunakan untuk menarget kaum homoseksual, walaupun hukum ini kemudian dicabut dua puluh tahun kemudian. Batas usia untuk melakukan aktivitas seks sesama jenis diubah lebih dari sekali sebelum akhirnya disamakan pada tahun 1982 pada masa kepresidenan François Mitterrand. Setelah memberikan pengakuan kepada pasangan sesama jenis dalam bentuk "pakta solidaritas sipil", Prancis menjadi negara ketigabelas di dunia yang melegalisasi pernikahan sesama jenis pada tahun 2013. Hukum yang melarang diskriminasi berdasarkan orientasi seksual dan identitas gender telah diterapkan semenjak tahun 1985. Transeksual diperbolehkan mengganti gender mereka secara hukum, dan pada tahun 2009 Prancis menjadi negara pertama di dunia yang mencabut transeksualisme dari daftar penyakit kejiwaan. Prancis telah beberapa kali dijuluki sebagai salah satu negara yang paling bersahabat dengan kaum homoseksual. Survei-survei menunjukkan bahwa sebagian besar warga Prancis mendukung pernikahan sesama jenis, dan pada tahun 2013[1] survei lain mengatakan bahwa 77% orang Prancis merasa homoseksualitas sebaiknya diterima oleh masyarakat (salah satu yang tertinggi di dunia).[2] Kota Paris sendiri telah dinamai sebagai salah satu kota yang paling bersahabat dengan kaum gay.[3]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Yagg". Tetu.com. 24 January 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-09-02. Diakses tanggal 21 November 2013.
- ^ "The 20 most and least gay-friendly countries in the world". GlobalPost. 26 June 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-09. Diakses tanggal 21 November 2013.
- ^ "Paris The city of Proust and Piaf is a natural environment for a flourishin". The Independent. 17 September 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-16. Diakses tanggal 21 November 2013.
Bacaan lanjut
[sunting | sunting sumber]- Claudina Richards, The Legal Recognition of Same-Sex Couples: The French Perspective, The International and Comparative Law Quarterly, Vol. 51, No. 2 (Apr. 2002), pp. 305–324 Diarsipkan 2022-10-19 di Wayback Machine.
- Scott Gunther. "The Elastic Closet: A History of Homosexuality in France, 1942–present" Diarsipkan 2013-06-03 di Wayback Machine. Book about the history of homosexual movements in France (sample chapter available online). New York: Palgrave-Macmillan, 2009. ISBN 0-230-22105-X