Bandotan puspa
Bandotan puspa[1][2] | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Subfilum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Subordo: | |
Famili: | |
Subfamili: | |
Genus: | |
Spesies: | D. siamensis
|
Nama binomial | |
Daboia siamensis (M.A. Smith, 1917)
| |
Sinonim | |
|
Bandotan puspa (Daboia siamensis) adalah spesies Beludak [4] yang endemik di beberapa wilayah Asia Tenggara, Tiongkok dan Taiwan.[3]
Deskripsi fisik
[sunting | sunting sumber]Panjang total tubuhnya dapat mencapai 1,5 m. Warna dasar tubuhnya kuning kecokelatan Kepala berbentuk segitiga dengan 3 buah bintik besar berwarna coklat tua. Satu berada di antara mata dan dua buah lainnya berada di dekat tengkuk. Di bagian perisai punggungnya bersisik-sisik kecil yang berlunas terdapat corak-corak bulat berukuran besar berwarna cokelat tua.[1]
Bibir atasnya terdiri dari 10-12 sisik, terpisah dari mata oleh sebaris sisik-sisik yang kecil. Nostril amat besar. Ada sisik nasorostral antara sisik rostral dan sisik nasal. Sisik supraocular kecil, saling terpisah satu sama lain oleh 6-9 sisik. Sisik dorsal pada bagian tengah badannya terdiri dari 27-33 baris, sisik-sisik ventrolateral halus dan selebihnya berlunas. Sisik-sisik ventral berjumlah 153-180. Sisik anal tunggal. Sisik-sisik subcaudal berjumlah 41-64 dan terdiri dari 2 baris sisik.[1]
Sebaran
[sunting | sunting sumber]Ular ini tersebar luas di Myanmar, Thailand bagian utara dan tengah, Kamboja, Laos, Vietnam, Tiongkok (Guangxi, Guangdong), Taiwan, serta beberapa pulau di Indonesia. Di Indonesia sendiri ular ini hanya terdapat di Jawa Timur, Jawa Tengah bagian timur, Madura, dan Nusa Tenggara Timur (Pulau Ende, Flores, Komodo, Rinca, Lomblen, Kisar, dan Wetar).[1][3][5]
Lingkungan dan kebiasaan
[sunting | sunting sumber]Ular ini ditemukan pada daerah kering yang ditumbuhi banyak ilalang (rumput tinggi) di dataran rendah dan perbukitan gersang (khususna daerah-daerah yang mengandung zat kapur). Aktif pada malam hari. Ular ini mempunyai perilaku yang khas pada saat menyembunyikan dirinya yaitu badannya akan bergulung di dalam alang-alang (rerumputan) yang kering. Perkembang-biakannya dengan cara beranak (ovovivipar), betina melahirkan sebanyak 20-30 ekor. Makanan utamanya tikus, selain itu burung dan katak.
Bisa
[sunting | sunting sumber]Ular ini termasuk jenis yang mempunyai racun bisa yang kuat dan gigitannya dapat membahayakan manusia.[1]
Sebuah Antibisa, bernama "Russell's Viper Antivenin", dibuat di Thailand oleh Palang Merah Thailand untuk mengobati bisa dari hewan ini.[6]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e LIPI - Bandotan Puspa
- ^ National Geographic Indonesia - Terpagut ular
- ^ a b c McDiarmid RW, Campbell JA, Touré T. 1999. Snake Species of the World: A Taxonomic and Geographic Reference, Volume 1. Washington, District of Columbia: Herpetologists' League. ISBN 1-893777-00-6.
- ^ "Daboia russelii siamensis". Integrated Taxonomic Information System. Diakses tanggal 23 October 2006.
- ^ Daboia siamensis | The Reptile Database
- ^ RUSSELL'S VIPER ANTIVENIN
Bacaan lanjut
[sunting | sunting sumber]- Smith MA. 1917. Descriptions of New Reptiles and a New Batrachian from Siam. Journ. Nat. Hist. Soc. Siam 2 (3): 221-225. ("Vipera russelli siamensis, subsp. nov.", pp. 223–224 + photograph).
- Smith MA. 1943. The Fauna of British India, Ceylon and Burma, Including the Whole of the Indo-Chinese Sub-region. Reptilia and Batrachia, Vol. III.—Serpentes. London: Secretary of State for India. (Taylor and Francis, printers). xii + 583 pp. ("Vipera russelli siamensis", p. 484).
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Daboia siamensis @ The Reptile Database
- Bandotan puspa Diarsipkan 2006-10-22 di Wayback Machine. (di pulau Komodo) di Globaljuggler Diarsipkan 2008-05-17 di Wayback Machine.. Diakses 20 Oktober 2006.