Anhar Gonggong
Anhar Gonggong | |
---|---|
Lahir | 14 Agustus 1943 Pinrang, Sulawesi Selatan, Hindia Belanda |
Kebangsaan | Indonesia |
Almamater | Universitas Gadjah Mada Universitas Leiden Universitas Indonesia |
Pekerjaan | Sejarawan, akademikus |
Suami/istri | Ratnawati Anhar (meninggal, 2011) |
Anak | 3 |
Prof. Dr. Anhar Gonggong, MA (lahir 14 Agustus 1943) adalah seorang sejarawan dan akademikus Indonesia. Ia dikenal luas atas kontribusinya dalam bidang sejarah Indonesia, terutama mengenai periode kolonial dan pascakemerdekaan.[1]
Keluarga
[sunting | sunting sumber]Atas nama "penumpasan pemberontakan", pasukan Depot Speciale Troepen yang dipimpin Raymond Westerling menyisir desa-desa di Sulawesi Selatan. Hanya sekitar tiga bulan dari Desember 1946 hingga Februari 1947, ribuan nyawa melayang dan darah tertumpah di sana.[2]
Termasuk keluarga sejarawan, Anhar Gonggong. "Ayah saya dibunuh bersama dua kakak saya. Satu kakak dikubur bersama ayah, yang lain di kota berbeda, Parepare," kata Anhar.[2]
Ayahnya, Andi Pananrangi adalah mantan raja di kerajaan kecil di Sulawesi Selatan, Kerajaan Alitta. Ia memang sudah lama jadi incaran Belanda, dicap sebagai musuh.[2]
Kala itu, Anhar yang anak bungsu baru berusia 3 tahun. Ia dan ibunya mengungsi ketika ayahnya ditangkap dalam Kampanye Sulawesi Selatan.[2]
Itu baru keluarga intinya. "Paman saya, sepupu juga dibantai. Kalau dihitung secara keseluruhan di lingkungan keluarga dekat, ayah, kakak, paman, sepupu, mungkin sampai 20-an orang," kata Anhar.[2]
Soal pastinya jumlah korban Westerling memang belum diketahui. Pihak Indonesia menyebut 40 ribu orang tewas dibantai, meski versi Belanda menyebut angka sekitar 3.000. Sedangkan Westerling mengaku, korban 'hanya' 600 orang.[2]
Pendidikan
[sunting | sunting sumber]- S1 Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1976.
- S2 Universitas Leiden, Belanda.
- S3 Doktor Ilmu Sejarah dari Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, 1990.
Karier
[sunting | sunting sumber]- Guru beberapa SMA di Metro, Lampung (1968-1969).
- Peneliti Pusat Penelitian Sejarah dan Antropologi, Yogyakarta (1970- 1976).
- Staf pengajar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta (1978-1979).
- Direktur Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (1996-1999).
- Deputi Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Bidang Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia (2001-2003).
- Dosen pembimbing bidang studi sejarah pada Program Pascasarjana Universitas Indonesia (sejak 1991) dan Jurusan Sejarah Universitas Negeri Jakarta (sejak 2001).
- Staf pengajar di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Atma Jaya Jakarta (sejak 1984) dan Sekolah Tinggi Intelijen Negara, Sentul, Bogor (sejak 2005).
- Dosen di Universitas Insan Cita Indonesia (2021)
Karya
[sunting | sunting sumber]- Hadji Oemar Said Tjokroaminoto (1984).
- MGR. Sugijopranoto SJ: Antara Gereja dan Negara (1993).
- Abdul Qahhar Mudzakkar: Dari Patriot hingga Pemberontak (1992 dan 2004).
- Amendemen, Konstitusi, Otonomi Daerah dan Federalisme, Solusi untuk Masa Depan (2001).
- Indonesia, Demokrasi dan Masa Depan Pergumulan antara Masyarakat Warisan dengan Masyarakat Merdeka-Ciptaan (2002).
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Biodata Anhar Gonggong". PrismaJurnal.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-07-16. Diakses tanggal 14 juli 2015.
- ^ a b c d e f https://www.viva.co.id/berita/nasional/313414-ayah-dan-dua-kakak-saya-dibantai-westerling