Lompat ke isi

Abiem Ngesti

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Abiem Ngesti
LahirAbiemanyu Ngesti
(1978-10-30)30 Oktober 1978
Jepara, Jawa Tengah, Indonesia
Meninggal19 Agustus 1995(1995-08-19) (umur 16)
Cikampek, Jawa Barat, Indonesia
MakamMakam Muslim Sedo Mulyo, Kaliputu, Kudus, Jawa Tengah
PekerjaanPenyanyi
Karier musik
GenreDangdut, Hard rock
Tahun aktif1990 - 1995
LabelAkurama Records
Musicbrainz: 24474391-ea4f-45a5-ab9e-09e15499b5b6 Modifica els identificadors a Wikidata

Abiemanyu Ngesti (30 Oktober 1978 – 19 Agustus 1995) adalah penyanyi dangdut Indonesia. Ia terkenal lewat lagu ‘Amir Asongan’ (dirilis 1990) dan ‘Pangeran Dangdut’ (dirilis 1991) dan merupakan satu-satunya penyanyi anak-anak yang ‘terus terang’ meniti kariernya lewat jalur dangdut, dan sempat ngetop sebagai penyanyi dangdut remaja dengan album album selanjutnya, antara lain ‘Kugenggam dunia’ dan ‘Dahsyat’ (1995).

Album pertamanya Amir Asongan merupakan awal mula perjalanan karier sang Pangeran Dangdut di dunia hiburan tanah air. Album ini dirilis pada tahun 1990 yang bernaung di bawah label Puspita Record. Album ini tak begitu populer kala itu. Sehingga album ini tak banyak yang tahu. Pada tahun berikutnya keluarlah album keduanya yang berjudul Pangeran Dangdut di bawah label Akurama Record.

Album Keduanya Pangeran Dangdut berhasil membeludak dan sangat fenomenal. Sehingga ayahanda Abiem Ngesti yang bernama Wiwien Ngesti bisa membeli mobil baru dari Royalti album kedua ini. Setelah sukses dengan album keduanya kemudian launching Album ketiga “Ini Dangdut” yang dengan lagu ini pernah duet dengan Iis Dahlia dan Dewi Purwati.

Perlu diketahui bahwa pada saat itu, disamping musik Dangdut, masyarakat Indonesia pun sedang mengalami demam (trend) musik Melayu aliran Slow Rock. Maka peluang ini pun dilirik juga oleh produser yang mengorbitkan penyanyi jebolan SMP Negeri 2 Jepara ini. Setelah sukses dengan album pertama, kedua, dan ketiga maka munculah album keempat dengan aliran berbeda dari sebelumnya, yaitu album “Kugenggam Dunia”. Dalam pembuatan video klip lagu ini featuring dengan Poppy Mercury, dimana penyanyi ini cukup tenar dengan lagu-lagunya seperti "Surat Undangan" dan "Antara Jakarta dan Penang" yang saat itu sama-sama ngetop dengan jenis musiknya masing-masing. Sebaliknya Abiem Ngesti tampil atraktif bermain gitar dalam video klip Poppy Mercury di lagu "Terlambat Sudah".

Ketika beberapa wilayah Indonesia terkena musibah Gempa, maka lahirlah album kelima berjudul “Gempa”. Di album ini ada lagu Rocker Dangdut, lanjutan dari Pangeran Dangdut dan Ini Dangdut. Selanjutnya disusul dengan mengeluarkan album keenam “Ini Jaman Uang”. Di lagu Ini Jaman Uang, Abiem Ngesti berduet dengan Erie Suzan. Selanjutnya mengeluarkan kembali album ketujuh “Astaghfirullah” yang di dalamnya ada lagu "Bandar Dangdut" dan "Sekarang Dangdut".

Setelah sukses dengan album Slow Rock, “Kugenggam Dunia” keluarlah Album Leila besutan Wiwien Ngesti. Kemudian disusul Lagu Sonia. Selanjutnya Abiem Ngesti mencoba berkreasi karya sendiri dalam lagu “Gadis Baliku” yang memadukan musik dangdut, Rap, dan etnik dengan introducing “Ole ole ole” dimana pada saat itu sedang gegap gempita Piala Dunia 1994. Lagu Gadis Baliku boleh dikatakan sebagai pencapaian estetis tertinggi di sepanjang karier musiknya, sebelum kepergian untuk selamanya. Karena lewat karyanya sendiri ini, lagunya sangat visioner dan juga dalam video pembuatan video klipnya di Tanah Lot Bali sangat memukau tentang kesadaran sosial dan budaya Indonesia.

Album kesebelas “Dahsyat” rupanya sebagai album terakhir Abiem Ngesti. Video klip Dahsyat dirilis pada tanggal 15 Juli 1995, tepatnya 35 hari sebelum ajal menjemputnya. Berdasarkan penuturan Azhar Gunawan yang menangani pembuatan video klip lagu Dahsyat di Pantai Palabuan Ratu bahwa “Abiem betul-betul habis-habisan, meski syuting tepat di tepi jurang, Abiem tak menunjukkan rasa takut.” Dikatakan saat itu Abiem disebutkan seolah memberi isyarat ingin pamit pada penggemarnya dengan menampilkan video klip yang “sempurna”. [1]

Abiem Ngesti meninggal karena sebuah kecelakaan parah yang terjadi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Waktu itu tanggal 19 Agustus 1995, mobil yang mengangkut dirinya beserta keluarga besarnya berangkat dari Kudus, kampung halamannya, menabrak truk gandeng yang sedang berhenti di bahu jalan di km 42. Selain Abiem, Ibu Abiem, adiknya yang masih 6 tahun, sepupunya, dan juga pamannya, Kaswito yang sekaligus sopir mobil nahas tersebut juga ikut menjadi korban.[2]

Tidak hanya semasa hidupnya, setelah kematiannya ia tetap bersinar dengan lagu-lagunya yang terus dibawakan oleh penyanyi-penyanyi lain seperti lagu Pangeran Dangdut, Ini Dangdut, Rocker Dangdut, Bandar Dangdut, Sekarang Dangdut, Sonia, Dahsyat, dan lagu lainnya. Para pengagumnya yang terkumpul di fanpage dan grup ANFC (Abiem Ngesti Fans Club) dari hari ke hari, dari menit ke menit terus menjalin komunikasi untuk berbagi informasi tentang idolanya yang tak tergantikan meski pendatang lama dan baru silih berganti.

Penghargaan dan nominasi

[sunting | sunting sumber]

Penghargaan lainnya

[sunting | sunting sumber]

Prestasi perjalanan karier Abiem Ngesti, untuk album Pangeran Dangdut meraih penghargaan HDX Awards dan masuk nominasi BASF Awards. Video klip Dahsyat meraih Anugerah Dangdut TPI, dan tahun 2015 lagu Ini Dangdut dijadikan soundtrack Hollywood film Blackhat karya sutradara Michael Mann yang mengambil lokasi syuting di Amerika, China, Hongkong, Malaysia, dan Indonesia. Michael Mann adalah sutradara kenamaan Hollywood yang populer dengan film besutannya Java Heat dan Collateral.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Abiem In Memoriam". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-20. Diakses tanggal 2015-04-18. 
  2. ^ Biografi Pangeran Dangdut