"The darkest minds tend to hide behind the most unlikely faces."
[image]
Actual rating: 2.5 stars WHAT THE HELL WAS THAT? I read >500 page
"The darkest minds tend to hide behind the most unlikely faces."
[image]
Actual rating: 2.5 stars WHAT THE HELL WAS THAT? I read >500 pages for "THAT" kind of ending! Just, nah. I was curious about this book because I'm in the mood for reading fantasy-dystopian. And I remember that The Darkest Minds was one of 'HITS' dystopian book in 2013-ish era. But, turns out it wasn't for me anymore. The book is too descriptive with slow pace plot that wasn't necessarily good or intriguing.
This book told us about some-disease that happened only to children, turns out it isn't disease at all. It's some kind super powers, divide with five categories (Red, Orange, Yellow, Blue and Green).
• Ruby Daly-an Orange-she can manipulate and read other people's minds with single touch. • Liam-a Blue-he has telekinetic power • Suzumi "Zu"-a yellow- she has electrical ability with her touch • Charles "Chubs"- a Green- has ability with photographic memory
Those characters aren’t interesting at all, well except Chubs and Liam. The main character isn’t much helping to build a nice and enjoyable story.
The story revolve around those kids and their "adventure" to search for Slip Kid. Ruby escapes from Thurmond and meet three of them. The rest of the story is a long-ass narrative and less action. The ending though.. ugh!
The Great Gatsby has always been my favorite classic literature. I read the book long time ago. And I enjoyed the movies (Leonardo DiCaprio’s one) andThe Great Gatsby has always been my favorite classic literature. I read the book long time ago. And I enjoyed the movies (Leonardo DiCaprio’s one) and this graphic novel adaptation.
Tragic ending for someone who obsessed with love....more
Actual rating 3.5 stars Read in English, review in Bahasa Indonesia
[image]
“Life doesn’t get served to you on a plate. Why don’t you just gi
Actual rating 3.5 stars Read in English, review in Bahasa Indonesia
[image]
“Life doesn’t get served to you on a plate. Why don’t you just give it up?”
Before the Coffee Gets Cold bercerita tentang sebuah kafe bernama "Funiculi Funicula" yang memiliki legenda urban bahwa terdapat sebuah kursi yang dapat membawa seseorang ke masa lalu dan/atau ke masa depan apabila menduduki kursi tersebut. Dengan syarat harus meminum kopi dan menghabiskannya sebelum kopi tersebut dingin. Terbagi atas 4 cerita; (1) The Lovers; (2) Husband and Wife; (3) The Sisters; dan (4)Mother and Child, Before the Coffee Gets Cold memberikan pengalaman membaca yang berbeda dan mengesankan.
Ekspresi gue ketika membaca buku ini pada halaman pertama: [image]
Pengalaman membaca genre magical realism yang menjadi khas Japanese-lit adalah sebuah pengalaman yang menyenangkan. Tema time travel pun menjadi tema yang "umum" digandrungi, menurut gue tema tersebut memiliki nilai dan "aura" tersendiri untuk memberikan kesan dan/atau sekadar pembelajaran bagi para pembaca. Tidak terkecuali buku Before the Coffee Gets Cold ini, banyak review berseliweran tentang bagaimana buku ini membuat hati para pembaca hangat dengan cerita-ceritanya. Gue setuju, buku ini indeed heartwarming, cerita favorit gue adalah The Lovers dan Mother and Child. Tulisan Toshikazu Kawaguchi dengan terjemahan dalam Bahasa Inggris pun sangat amat sederhana dan mudah dimengerti. Gak susah lah bacanya, intinya! Karakter-karakter di buku ini juga memiliki berbagai macam latar belakang yang menarik, sehingga cerita mengapa mereka "butuh" untuk menggunakan "kursi ajaib" di kafe tersebut. Jika sebuah buku memiliki aura, buku Before the Coffee Gets Cold punya aura biru dan hijau kayaknya hahaha.... Sangat amat tenang dan bisa bayangin baca buku ini di balkon rumah yang di depannya terdapat forest-y vibes.
Namun, mengapa gue kasih bintang 3.5? Karena jujur, memang selain sederhana ceritanya, gue yang mengharapkan sesuatu yang lebih menguras air mata, tapi gak dapet. Contohnya di bagian 3, yaitu The Sisters, cerita tentang Kumi dan Yaeko HIrai harusnya lebih bikin "sakit hati" dan nangis, tapi gak mempan di gue. Hahahaha Selain itu, di buku ini banyak sekali teka-teki yang belum terjawab (mungkin di buku selanjutnya). Mengenai mengapa "white dress woman" sampai terjebak dan menjadi "ghost" di kafe Funiculi Funicula. Lalu, sosok Kazu yang begitu misterius dan latar belakang mengapa hanya orang tertentu yang bisa menuangkan "kopi ajaib" itu.
Mungkin memang harus baca buku selanjutnya. Hehehe... Overall, buku ini menjadi buku yang ringan dan cukup menjadi "penghibur" bagi pembaca yang ingin memiliki pengalaman membaca yang bertemakan perjalanan waktu. Cukup tipis, hanya ± 210 halaman....more
"She could fly around District 12 all she liked, but she and her mockingjays could never harm him again."
64 years later [image]
Tell me one
"She could fly around District 12 all she liked, but she and her mockingjays could never harm him again."
64 years later [image]
Tell me one thing, Collins? What's the point you write the whole freaking 400 pages only about the walking red-flag Coriolanus "asshat" Snow? Do you think I'd be sympathize over his actions and all? HELL FREAKIN NO!!!
Okay, let me get this straight. I read this book just because I'd like to watch the movie, that's all. I mean.. It's "THE" The Hunger Games , right? We all had that beautiful 2012s moments. But, turns out this book was only validate my hatred towards Snow.
And also, Snow and Lucy ARE NOT couple. Periodtttttt!...more
Read in English, review in Indonesian [TW: murder, racism]
Membaca buku Where the Crawdads Sing karena menyambut filmnya yang akan rilis di Indonesia (gak tau kapan). Buku ini bercerita tentang kehidupan Kya Clark sebagai "Marsh Girl" atau "Gadis Rawa-Rawa". Plot buku yang menceritakan kisah hidup Kya sejak ia kecil hingga meninggal diceritakan dengan kata-kata dan kalimat yang poetic. Buku ini juga membuat pembaca menjadi tahu tentang berbagai spesies binatang dan tanaman di rawa-rawa tempat Kya hidup.
Awalnya, memang agak sulit buat adaptasi karena logat/aksen percakapan yang memakai Southern American English. Namun, seiring halaman berlalu, buku ini sangat amat mudah untuk dinikmati. Perpaduan antara plot buku genre coming-of-age, misteri, romance dan fiksi sejarah sangat amat dapat dinikmati. Terlebih, Delia Owens sangat detil mendeskripsikan perasaan loneliness, angry, depressed dan bergolakan batin Kya.
I don't know, this book just become one of my all time favs. Kutipan-kutipan buku yang sangat relatable dan menyentuh tentang jatuh cinta, kesepian dan perjuangan hidup seorang perempuan sendiri di rawa. It's just...perfect! Sepanjang buku menebak siapa pembunuhnya, ternyata di akhir buku twist-nya cukup bikin melongo dan mikir, "Kok bisa?"
Overall, this book is amazing and one of the best writings I've ever read! Gak sabar mau nonton filmnya dan lihat visualisasi rawa-rawanya. ...more
"Jangan jadikan olahraga hanya sebagai suatu solusi atas masalah, yang ketika masalahnya selesai kita sudah nggak ingat lagi sama si jalan keluar itu.
"Jangan jadikan olahraga hanya sebagai suatu solusi atas masalah, yang ketika masalahnya selesai kita sudah nggak ingat lagi sama si jalan keluar itu. Jadikan olahraga seperti sahabat baik, yang selalu ada untuk kita, dan mengajarkan kita untuk berpikiran positif sehingga selalu bisa memberikan tantangan baru yang seru dan membantu kita bertumbuh menjadi manusia yang lebih kuat dan lebih baik lagi.
"Segala sesuatu yang PELIK bisa diringankan dengan PELUK." #aksarameira
[image] Saya tidak menyesal memilih buku ini karena hanya melihat dari cover-nya saja, isinya sangat bermanfaat dan relatable. Memang seluruh buku hanya berisi tentang keluhan dan ke-insyekuran Mamak Meira sbg perempuan, istri dan ibu. Keluhan tersebut berawal dari Instagram (sosial media paling jahat menurut saya). Body-shaming, caci maki, nyinyir, semua ada di Instagram. Itulah salah satu alasan Mamak Meira menulis buku ini. Saya tahu betul bagaimana kehidupan netijen Indonesia, jari-jari mereka lebih jahanam daripada lidah. hahaha
Anyway, memang buku ini termasuk ke dalam buku self-help, tapi tenang saja. Buku ini adalah buku ter-selow dan ter-santai menurut saya. Ga serius-serius amat, tapi pesan yang ingin disampaikan, tersampaikan dengan baik. Mulai dari curhatan Mamak tentang "Prahara Payudara hingga bagian bagaimana Mamak Meira Anastasia mengatasi insecure dengan memulai pola hidup sehat, salah satunya dengan workout, saya sebagai orang yang menjadikan workout sebagai pelarian atas putus cinta yang begitu menyakitkan sangat paham bagaimana olahraga sangat mempengaruhi moods serta hormon endorfin.
Selain itu, ilustrasi dan kutipan #aksarameira juga eye-catching dan enak dibaca. Pokoknya suka banget! Cocok untuk Anda yang masih dikit-dikit merasa insecure, dikit-dikit semangatnya kendor untuk workouts, dikit-dikit masih menganggap dirinya not good enough [image]...more
REVIEW IN BAHASA Saya sangat menyukai film 'Crazy Rich Asians', menurut saya CRA adalah film terbaik tahun 2018. Lalu, saya penasaran ingin memba[image]
REVIEW IN BAHASA Saya sangat menyukai film 'Crazy Rich Asians', menurut saya CRA adalah film terbaik tahun 2018. Lalu, saya penasaran ingin membaca bukunya, dulu sempat punya bukunya edisi bahasa Inggris. Tetapi, entah mengapa saya tidak tertarik untuk membacanya dan malah saya hadiahkan sebagai giveaway. hahaha
Sekarang, saya membaca buku versi bahasa Indonesia. Terjemahannya sangat menarik dan jelas. Menurut saya plot di dalam novel CRA ini jelas lebih kompleks drama dan silsilah keluarga terkaya di Singapura. Saya juga membayangkan bahwa Rachel Chu seorang yang tidak begitu pemberani seperti di film. Banyak sekali perbedaan yang saya dapatkan, dan perbedaan tersebut adalah plot-plot yang penting. Tapi tidak masalah, saya menyukai keduanya (baik buku maupun film).
- Buku ini menceritakan secara jelas dan gamblang mengenai kehidupan keluarga crazy rich yang ada di Singapura. Kehidupan mewah dan betapa sombongnya mereka. - Hanya saja, saya kecewa dengan karakter Peik Lin di buku, tidak sehidup Peik Lin dalam film (yang diperankan oleh Awkwafina) [image] - Untuk karakter Eleanor Young sendiri, tidak seterbuka di film. Eleanor versi buku sangat tertutup dan "agak jahat" menurut saya. Terlebih dengan teman-teman sosialita lainnya. - Saya sangat menyukai karakter Nicholas Young versi buku, lebih luwes dan dinamis. Tidak begitu kaku, namun Henry Golding is the man! *swooning* [image] - Satu lagi yang menjadi fokus saya adalah hubungan Astrid Leong dan Michael Teo, di film Michael menjadi karakter yang sangat brengsek. Tetapi di buku, saya menjadi kasihan dengan Michael dan bersimpati, walaupun Michael sama pengecutnya di dalam rumah tangga mereka. Astrid masih menjadi role model untuk saya.
Di akhir buku, ending sangat menggantung, membuat saya ingin cepat-cepat membaca buku keduanya....more
[image] Gamang mau kasih bintang 3 atau bintang 4. Mungkin saya kasih bintang 3.5 kali ya biar fair
Jadi, saya membeli buku ini karena Ika Natassa merupa[image] Gamang mau kasih bintang 3 atau bintang 4. Mungkin saya kasih bintang 3.5 kali ya biar fair
Jadi, saya membeli buku ini karena Ika Natassa merupakan novelis favorit saya. Sekaligus, karya dari Ernest Prakasa pertama yang saya baca. Sejujurnya saya tidak menonton filmnya, karena tidak sempat dan males juga sebenernya (karena berhubungan dengan sikap pesimis terhadap perfilman Indonesia).. hehehe maaf ya. Jadinya, membaca buku ini pure karena gak mau ketinggalan karya Kak Ika Natassa.
Sinopsis Bercerita tentang hubungan seorang wanita, bernama Ellen yaitu seorang pengacara dan single mother, dengan anak perempuannya, yaitu remaja berusia 16 tahun bernama Kiara. Kesibukan Ellen sebagai pengacara andal sehingga tidak punya waktu untuk berkomunikasi dengan anak perempuan semata wayangnya, Kiara menjadi inti alur buku ini. Tentang Kiara yang lebih dekat dengan Oma-nya. Tentang memperbaiki hubungan antara Ellen dan Kiara setelah Oma tiada. Buku ini memberikan pandangan tentang bagaimana susahnya menjadi single mother tetapi namanya hidup harus dijalani.
Pros: - Buku ini fun, menyentuh tapi enggak alay. Khas tulisannya Kak Ika Natassa banget. - Memang sih resolusi konflik antara Ellen dan Kiara cuma begitu doang, keliatannya meh gitu. Tapi, saya bacanya enak aja gitu. - Kurangnya cerita romantis a la remaja tidak mengurangi nilai buku ini. Saya pikir akan ada cerita romantis lebih antara Kiara dan Abe atau Ellen dan Aji. Tetapi, gak ada tuh. - Iwan is my favorite character. Gila ya si Cina ini... kocak abis. hahaha - Oma, she is the best.
Cons: - Mungkin karena buku ini berdasarkan skenario film, jadi kesannya singkat banget. - Ada beberapa kalimat yang harus dibaca dua kali karena di otak itu pelafalannya beda dengan ngomong. Gimana ya jelasinnya. Ya gitu deh... haha
Saya kasih bintang 3 bukan karena ga suka. Cuma buku ini tidak sebegitu spesialnya, TETAPI buku ini worth it banget buat dibaca....more
Pada bulan Mei 2017, film Critical Eleven rilis di Indonesia. Saya menjadi salah satu orang yang sangat menanti film ini. Saya merupakan salah satu daPada bulan Mei 2017, film Critical Eleven rilis di Indonesia. Saya menjadi salah satu orang yang sangat menanti film ini. Saya merupakan salah satu dari ribuan "ikan" yang menggerayangi kak Ika Natassa, fans berat novel-novel karya beliau. Ketika, Critical Eleven akan dijadikaan film, saya jujur sangat excited, yet nervous. Karena penasaran banget siapa yang bakal jadi Anya & Ale. Adinia Wirasti & Reza Rahadian terpilih menjadi aktris dan aktor yang memerankan dua karakter favorit saya. Saya tidak kecewa, tidak pula terlalu bahagia. Saya termasuk "ikan" yang selow... hahaha
Saya tidak pernah ragu dengan acting Reza Rahadian, salah satu aktor Indonesia terbaik menurut saya. Adinia Wirasti ini yang saya perhatikan dan saya tunggu acting-nya. Dan ternyata, mereka berdua berhasil menghidupkan film Critical Eleven ini. Walaupun saya tidak termasuk penonton yang menonton sebanyak 11x di bioskop, menurut saya 3x sudah cukup membuktikan bahwa saya suka sekali dengan film ini (PS: saya tidak pernah sekalipun nonton film yang sama sebanyak 3x di bioskop).
Saya juga termasuk yang mengikuti dinamika promosi film ini dll dsb. Senang ketika respons orang lain kebanyakan positif tentang film ini. Dan ketika ada kabar bahwa screenplay-nya akan di bukukan. Saya semakin senanggggggggggggggg.............
Buku ini, memang hanya berisi script film, tebal hanya kurang lebih 200 halaman. Tapi, cukup membuat kepala saya memutar kembali adegan demi adegan film Critical Eleven. Masih terasa sedihnya adegan ketika Ale menyalahkan Anya atas meninggalkan Aidan. Masih merinding kalo pas adegan Ale minta maaf sama Anya di RS. Pokoknya masih menyentuh hati saya. hahaha...ini serius. Foto-foto behind the scenes dan foto-foto stills juga kece-kece banget....more
I like the first one more, but this book is not that bad. I still like it though! Percy tries to save Grover and find the FleeACTUAL RATING: 3.5 stars
I like the first one more, but this book is not that bad. I still like it though! Percy tries to save Grover and find the Fleece. Percy + Tyson is the best team-mate or team-brother ever. I like Tyson so much, he's so innocent and sweet.
The part when Thalia woke up. And I was like....sh00k! [image]
Buku ini lebih bagus daripada buku pertama. Jelas harus kalo itu!
Konflik lebih banyak, walaupun konflik hanya berputar pada konflik hormonal, maksudnyBuku ini lebih bagus daripada buku pertama. Jelas harus kalo itu!
Konflik lebih banyak, walaupun konflik hanya berputar pada konflik hormonal, maksudnya yaaaa Ditto yang mesti ngadepin Ayu kalo Ayu lagi mood swing semacam itu lah. So far buku ini mengajarkan kita buat gimana caranya menghadapi hal-hal yang tidak terduga kalo udah menikah dan punya anak.
Dan lebih bagus tata letak, bahasa dan semacamnya. Good job buat editor buku ini. Hahaha soalnya di buku pertama lumayan ancur sih tata bahasa dan tulisannya. hahaha sorry to say.
But, over all buku ini menyenangkan dan bagus....more
First of all, saya kira buku ini akan sebagus review orang-orang yang mengatakan bahwa buku ini akan membawa kepada perasaan cintAutomatically 2 stars
First of all, saya kira buku ini akan sebagus review orang-orang yang mengatakan bahwa buku ini akan membawa kepada perasaan cinta tanah air yang amat sangat, bahwa buku ini akan membawa kepada cerita persahabatan yang erat. Duh!!!! Dari awal sampai akhir, jujur saya tidak mendapatkan feel itu. Mungkin iya, saya merasakan keinginan untuk mendaki Puncak Mahameru. But, buku ini.......it just.. [image]
Lalu, cara penulisan. Saya mungkin tidak terlalu tahu menahu tentang gaya penulisan novel dll dsb. Tapi, gaya penulisan di buku 5 cm, bikin jengah dan apa yaaa.... acak-acakan menurut saya. Penulis hanya memasukkan kutipan-kutipan dan lirik lagu yang sebenernyaaa... duh, ga perlu dimasukin. Buat apa sih??????
Selanjutnya, tentang perkembangan masing-masing karakter. Ya, saya suka sekali Genta. Dan sepertinya hanya Genta, Ian dan Zafran yang menonjol karakternya. I mean, malah kebanyakan Ian. Ga ngerti, seharusnya ada feeling persahabatan yang lebih di buku ini.
so far saya suka, karena untuk 100 halaman terakhir saya suka ceritanya. Itu menurut saya agak telat juga sih. Yaudah sih..gitu aja. Pokoknya waktu membaca ini mixed feeling aja, saya kebanyakan mengernyit.
"Apa yang akan kau lakukan dengan lelaki yang tak bisa ngaceng?" tanya Ajo Kawir. "Aku akan mengawininya."
THIS BOOK IS FREAKIN' HILARIOUS [i
"Apa yang akan kau lakukan dengan lelaki yang tak bisa ngaceng?" tanya Ajo Kawir. "Aku akan mengawininya."
THIS BOOK IS FREAKIN' HILARIOUS [image] Membaca karya Eka Kurniawan untuk ketiga kalinya dan saya selalu tahu jika saya akan menyukai karya-karya beliau. Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas ini salah satu buku terkocak dan paling bermakna yang pernah saya baca, tentu menempati posisi kedua (setelah Cantik itu Luka, yang akan selalu menjadi karya Eka favorit saya).
Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas mengisahkan tentang kehidupan Ajo Kawir, pemuda yang memiliki dysfuntional penis, alias penisnya gak bisa ngaceng. Tentu bagi lelaki, ini adalah masalah terbesar dan terburuk dalam hidup. Sehingga, Ajo Kawir selalu mencari keributan, berantem sana-sini, bersama sahabatnya Si Tokek. Hingga pada suatu hari Ajo Kawir jatuh cinta kepada Iteung.
Bukan buku Eka Kurniawan namanya kalau di dalamnya tidak ada istilah-istilah "saru" dan frontal tapi terselip makna-makna filosofis. Buku ini menurut saya lebih eksplisit daripada Cantik itu Luka. Di awal buku ini, saya sudah disajikan adegan-adegan eksplisit yang bikin saya mengrenyit plus tertawa. Buku ini membalut cerita tragis dengan sedikit sarkas lucu, yang membuat saya terpana dan ingin membaca buku ini terus menerus. Dari buku ini saya belajar bagaimana dendam & rindu merupakan hal yang TIDAK JAUH BEDA. Semuanya harus saling bersisian, dan harus dituntaskan. Konsep ide buku ini yang menjelaskan bahwa cuma masalah "burung"/penis gak bisa ngaceng, bisa menjadikan dinamika kehidupan seseorang semenarik hidup Ajo Kawir. Mulai dari pengkhianatan, kesabaran dan pembalasan dendam. Petualangan Ajo Kawir sebagai supir truk untuk mengobati "lukanya", mengajarkan bahwa memang seharusnya kita selalu tenang ketika dihadapkan oleh masalah-masalah hidup. Entah itu masalah penis ataupun percintaan. Overall, saya sangat merekomendasikan buku ini untuk kalian yang tertarik membaca sastra Indonesia, Eka Kurniawan adalah salah satu penulis sastra favorit saya. Tulisan-tulisan brilian beliau, emang gak pernah ngadi-ngadi. [image]
"Iwan Angsa pernah bilang dunia memang tidak adil," kata Ajo Kawir kepada Si Tokek. "Dan jika kita tahu ada cara untuk membuatnya adil, kita layak untuk membuatnya menjadi adil."
[TW: Pornographic content, violence, sexual assault]...more
AUTOMATICALLY 5 STARS! And I love this book, and this basically my reaction toward this book: [image]
So, The Hate U Give is about six-year-old [black] gAUTOMATICALLY 5 STARS! And I love this book, and this basically my reaction toward this book: [image]
So, The Hate U Give is about six-year-old [black] girl named Starr Carter who fight to find justice for her friend, Khalil Harris who was killed by a [white] cop. This book is basically from social media's movements #BlackLivesMatter that happened last year, if I'm not mistaken. And the story continues about Starr's life on her neighborhood that surrounded by gangbangers, drug dealers and stuffs. Starr also has to choose between become Williamson-Starr or Garden Heights-Starr. Will she find a justice for Khalil and the rest of black people's live? You need to find out, ASAP!
My thoughts about this book is beyond words, I got this book in hardback and the shape is wonderful. *eyegasm* It's my best of 2017 for sure. The story that Angie Thomas has brought is truthfully hurt and it happens in the real world. NO JOKING! Racism and violent against minorities are the biggest problem this time and we have to stand against it. And this book....this book teaches you to be open-minded person and makes you care about what happen around you. Also, I love Starr's family. Daddy, Momma, Seven and Sekani. What a family! Eventhough they're living in thug neighborhood, it doesn't make them thug family :") and Starr's boyfriend, Chris (who ridiculously "white" person) he is so adorable and very gentle toward Starr.
And last, this book is so damn amazing. Y'all MUST READ this. *dab* [image]...more
Finally, after a very slow progress. I've finished this book. Here is my review..
First of all, I love all of the stories in this book. It really kind oFinally, after a very slow progress. I've finished this book. Here is my review..
First of all, I love all of the stories in this book. It really kind of...Christmas miracle. [image]
Story 1: The Jubilee Express Rating: 4.5/5 I thought, the first story of this book is my favorite. Because its funny and really sweet
Story 2: A Cheertastic Christmas Miracle Rating: 4.5/5 I can't stop giggling whilst reading this story. Like....seriously. They're risking their life only for cheerleaders. Hahaha asshat
Story 3: The Patron Saint of Pigs Rating: 3/5 Even though this is my last favorite, because of pig things and not romantic at all. Its still give me some lesson learned....which is you cannot be "it's always about me." person....more
Membaca salah satu karya sastra terbaik Indonesia memang memiliki tantangan sendiri. Saya memutuskan untuk membaca buku ini kActual rating 3.5/5 stars
Membaca salah satu karya sastra terbaik Indonesia memang memiliki tantangan sendiri. Saya memutuskan untuk membaca buku ini karena sebentar lagi filmnya akan rilis, tentu saya tidak mau "buta" ketika menonton filmnya nanti. Pendapat saya tentang buku ini mungkin dapat diungkapkan menurut poin-poin:
Pros: (+) Saya suka sekali dengan gaya penulisan Pram di sini, mengalun dan mendobrak mindset saya tentang betapa susahnya membaca sastra. Ternyata, mudah. (+) Karakter-karakter seperti Minke, Nyai Ontosoroh, Darsam dan Keluarga de la Croix menjadi favorit saya. Mengapa? Pertama, Minke, lahir dari keluarga yang dapat dikategorikan "bangsawan", Minke berani menjadi karakter yang mendobrak adat Jawa. Nyai Ontosoroh, karakter yang sangat kuat menurut saya, feminis sejati, nilai-nilai kehidupannya tidak akan terkalahkan oleh adat dan hukum pada masa itu. Karakter yang begitu inspiratif, walaupun kekurangan di dalam dirinya, yaitu pendendam. Tapi memang kadang kau menjadi kuat karena menyimpan sesuatu di dalam hati, bukan? Keluarga de la Croix walaupun interaksi mereka dengan Minke hanya sedikit, saya mengambil pelajaran bahwa justru Minke seharusnya lebih mendengarkan nasehat mereka. Akan lebih "maju" untuk membela hak-hak Pribumi atas Belanda jika Minke fokus dengan apa yang sudah didapatkannya. Darsam karakter yang kuat secara fisik yang setia sampai mati. Kadang itu juga sudah cukup menjadi penunjang cerita dari karakter utama. (+) Buku ini memberi pelajaran betapa sulit keadaan Indonesia (dulu masih Hindia Belanda) untuk keluar dari zona nyaman "dijajah" Belanda. Dapat dikatakan saya agak tergerakkan untuk semakin nasionalis. (+) Memberikan pelajaran sejarah dengan pendekatan fiksi roman, salah satu cara penyampaian yang apik dari Pramoedya. (+) Konflik yang ada di novel memang cenderung bikinan dari si tokoh utama ini, kalo saya bilang, "nyari penyakit sendiri", but it was realistic though.
Cons: - Kalo boleh saya katakan, "nyawa" cerita dari buku ini berada pada 150 halaman pertama dan 50 halaman terakhir. Jadi tidak perlu bertele-tele sampai 500 halaman. Tapi yasudah. Itu bukan masalah besar. - Annelies Mellema, saya tidak tahu apa memang karakter perempuan muda tahun 1800-1900 an memang selalu lemah jiwa seperti Annelies? Saya beneran gak tahan sama karakter satu ini, tidak masuk akal, cenderung menjadi penghalang kemajuan Minke. Lemah. Dan..ah sudahlah. - Alur memang lambat, apalagi pengembangan cerita dan karakter, tidak begitu "wah" dan hanya beberapa bagian saja yang "wah" (poin 1).
Overall, saya sangat merekomendasikan buku ini bagi siapapun anak Indonesia, belajar sejarah, baca sejarah, pelajari yang baik dari sejarah. [image]...more
Bingung antara mau kasih 2 stars atau 3 stars Sebenernya nih ya, agak bingung sama novel ini. Rancu banget gak si kalo diceritain dari sudut pandang orBingung antara mau kasih 2 stars atau 3 stars Sebenernya nih ya, agak bingung sama novel ini. Rancu banget gak si kalo diceritain dari sudut pandang orang ketiga serba tahu, mending dari sudut pandang orang pertama, yaitu Ayu dan Ditto. Biar tahu pikiran dan perasaan masing-masing. Ini kayaknya pikiran & perasaan Ditto ke Ayu mulu yang diungkapin. Mending judulnya ganti jadi "#TemantapiMenikah by Ditto Percussion"
Selain itu juga, gak ada pelajaran yang gue dapet dari buku ini selain, sabarrrrrrrrr! Well, takdir dari Tuhan Yang Maha Esa siapa yg bisa menentang si. Buktinya nih Ayu dan Ditto baru ngeh kalo mereka saling mencintai dan sayang pada masa-masa injury time. hehehehe
Mending judul bukunya #MenghalalkanSahabatSendiri ato #SahabatJadiSuamiIstri. Jelas merek bukan cuma "teman" mereka "sahabat" kelas berat. Lumayan lah ya untuk sebuah novel yang hits banget di Instagram. Btw, Sekala Bumi cute abis!...more
Loading...
