Keuskupan Agung Semarang
Keuskupan Agung Semarang Archidioecesis Semarangensis | |
---|---|
Katolik | |
Lokasi | |
Negara | Indonesia |
Wilayah |
|
Semarang | |
Sufragan | |
Kevikepan |
|
Kantor pusat | Jl. Pandanaran No. 13, Kel. Randusari, Kec. Semarang Selatan, Kota Semarang 50244 |
Koordinat | 6°59′7″S 100°24′35″E / 6.98528°S 100.40972°E |
Statistik | |
Luas | 19.189 km2 (7.409 sq mi)[1] |
Populasi - Total - Katolik | (per 2021) 22.624.722 378.207 (1,7%) |
Paroki | 109 |
Imam | 703 (218 imam Diosesan, 1 diakon diosesan) |
Informasi | |
Denominasi | Gereja Katolik |
Gereja sui iuris | Gereja Latin |
Ritus | Ritus Roma |
Pendirian | 25 Juni 1940 |
Katedral | Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci, Semarang |
Bahasa | |
Kepemimpinan kini | |
Paus | Fransiskus |
Uskup agung | Robertus Rubiyatmoko[2] |
Vikaris jenderal | R.D. F.X. Sugiyana |
Vikaris episkopal |
|
Vikaris yudisial | R.D. Gregorius Kriswanto[4] |
Sekretaris jenderal | R.P. Silvester Susianto, M.S.F. |
Ekonom | R.D. Ignatius Suharyono R.D. Yohanes Triwidianto (Wakil Ekonomi) |
Peta | |
Situs web | |
kas |
Keuskupan Agung Semarang adalah salah satu keuskupan yang terletak di Indonesia, serta menjadi keuskupan metropolit atas provinsi gerejawi yang juga dalam kesatuan dengan Keuskupan Malang, Keuskupan Purwokerto, dan Keuskupan Surabaya.[5] Keuskupan ini mencakup wilayah Jawa Tengah bagian timur, yang terdiri dari bekas Keresidenan Semarang, bekas Keresidenan Surakarta, wilayah Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Pati, Kabupaten Jepara, dan Kabupaten Kudus, serta seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Keuskupan Agung Semarang meliputi 378 ribu umat Katolik pada tahun 2021 dalam suatu wilayah seluas 19.189 km2. Takhta Keuskupan Agung Semarang sejak 18 Maret 2017 dipegang oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko.[6]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Kontak awal agama Katolik di wilayah ini terjadi pada 1640 ketika dua orang imam Dominikan, yaitu Manuel de St Maria, O.P., dan Pedro de St Joseph, O.P., mendapat sebidang tanah dari Sultan Mataram untuk tempat melayani umat Katolik yang terdiri dari para pedagang Portugis di Jepara. Tetapi komunitas awal itu cerai berai karena ditindas VOC. Pada tahun 1808 Semarang adalah suatu stasi dari Prefektur Apostolik Batavia (Jakarta) yang dilayani oleh Pastor L. Prinsen. Pada 1818 Pastor L. Prinsen ditarik ke Jakarta dan diangkat menjadi Prefek Apostolik Batavia. Semarang kemudian dilayani oleh dua pastor baru. Pada 1859 Ambarawa menjadi stasi baru dengan datangnya imam-imam Serikat Jesus (SJ). Pada 1865 Jogjakarta menjadi stasi baru, disusul Magelang. Pada 1904 Pastor van Lith, S.J., mendirikan sekolah guru di Muntilan dan penyebaran para guru selanjutnya menyebabkan Gereja Katolik berkembang lebih pesat di Jawa Tengah khususnya dan hampir secara menyeluruh di Pulau Jawa. Seminari Menengah didirikan di Muntilan pada 1911 dan nantinya pindah ke Mertoyudan. Pada 1936 didirikan Seminari Tinggi di Yogyakarta.
Vikariat Apostolik Semarang didirikan pada 1940, dan dengan berdirinya hierarki Gereja Katolik di Indonesia pada 3 Januari 1961 berubah statusnya menjadi Keuskupan Agung Semarang. Umat Katolik bertumbuh jumlahnya dari 47.000 di 23 paroki pada 1950, menjadi 204.000 pada 1970, selanjutnya 302.000 pada 1980, 424.000 di 79 paroki pada 1990 dan 483.000 di 88 paroki pada 2000. Menurut statistik 2005, umat Katolik Keuskupan Agung Semarang berjumlah 504.000 pada 2004.
Pada tahun 2020, terdapat rencana untuk memekarkan Kevikepan Yogyakarta menjadi Kevikepan Yogyakarta Barat dan Kevikepan Yogyakarta Timur.[7][8]
Garis waktu
[sunting | sunting sumber]- Didirikan sebagai Vikariat Apostolik Semarang pada tanggal 25 Juni 1940, memisahkan diri dari Vikariat Apostolik Batavia
- Ditingkatkan menjadi Keuskupan Agung Semarang pada tanggal 3 Januari 1961
- Mendapat kunjungan pastoral dari Paus Yohanes Paulus II di Yogyakarta dalam rangkaian kunjungan ke Indonesia pada tanggal 9–14 Oktober 1989[9]
Waligereja
[sunting | sunting sumber]Ordinaris
[sunting | sunting sumber]- Vikaris Apostolik Semarang
- Albertus Soegijapranata, S.J. (1 Agustus 1940 s.d. 3 Januari 1961, naik tingkat)
- Uskup Agung Semarang
- Albertus Soegijapranata, S.J. (3 Januari 1961 s.d. 22 Juli 1963, wafat)
- Justinus Kardinal Darmojuwono (10 Desember 1963 s.d. 3 Juli 1981, pensiun)
- Julius Riyadi Kardinal Darmaatmadja, S.J. (19 Februari 1983 s.d. 11 Januari 1996, pindah tugas)
- Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo (21 April 1997 s.d. 25 Juli 2009, pindah tugas)
- Johannes Maria Trilaksyanta Pujasumarta (12 November 2010 s.d. 10 November 2015, wafat)
- Robertus Rubiyatmoko (sejak 18 Maret 2017)
Prelat tituler
[sunting | sunting sumber]- Administrator Diosesan Keuskupan Agung Semarang
- R.D. Alexander Soetandio Djajasiswaja (3 Juli 1981 s.d. 19 Februari 1983, jabatan selesai)
- R.D. Johannes Murtono Harjoyo (11 Januari 1996 s.d. 21 April 1997, jabatan selesai)
- R.D. Pius Riana Prapdi (25 Juli 2009 s.d. 12 November 2010, jabatan selesai)
- R.D. Fransiskus Xaverius Sukendar Wignyosumarta (10 November 2015 s.d. 18 Maret 2017, jabatan selesai)
Paroki
[sunting | sunting sumber]Kevikepan Semarang
[sunting | sunting sumber]Kevikepan Surakarta
[sunting | sunting sumber]
|
Kevikepan Kedu
[sunting | sunting sumber]
|
Kevikepan Yogyakarta Barat
[sunting | sunting sumber]
|
Kevikepan Yogyakarta Timur
[sunting | sunting sumber]
|
Imam
[sunting | sunting sumber]Perkembangan jumlah imam praja (diosesan) di Keuskupan Agung Semarang
- 1950: 15
- 1970: 46
- 1980: 62
- 1990: 76
- 2000: 124
- 2004: 142
Imam tarekat religius di Keuskupan Agung Semarang
- 1950: 65
- 1970: 167
- 1980: 164
- 1990: 191
- 2000: 192
- 2004: 202
Buku liturgi
[sunting | sunting sumber]Di Keuskupan ini, terdapat setidaknya tiga buku nyanyian yang beredar di kalangan umat. Tiga buku tersebut meliputi Puji Syukur, Madah Bakti, dan Kidung Adi. Adapun buku Nguntapake Layon hanya digunakan sebagai buku dalam misa-misa dan ibadah-ibadah rekuiem.
Pertapaan
[sunting | sunting sumber]Catatan
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Archdiocese of Semarang, Indonesia". GCatholic. Diakses tanggal 2023-12-01.
- ^ https://id.beritasatu.com/home/mgr-robertus-rubiyatmoko-ditahbiskan-sebagai-uskup-semarang/160390
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamakuriasmg
- ^ http://www.wartakita.org/di-pertemuan-sekpar-se-rayon-klaten-vikjud-kas-sosialisasikan-kpkrj
- ^ "Pembagian provinsi gerejawi di situs kawali.org". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-19. Diakses tanggal 2012-10-08.
- ^ "Estafet Uskup Agung Semarang Selalu Ada Jeda". Hidup Katolik. 19 Mei 2017.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-09. Diakses tanggal 2020-09-18.
- ^ https://www.hidupkatolik.com/2020/02/02/45699/agar-pelayanan-lebih-efektif/
- ^ "Napak Tilas 30 Tahun Kunjungan Paus Yohanes Paulus II - Unika Atma Jaya". m.atmajaya.ac.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-16. Diakses tanggal 2022-08-16.
Pustaka
[sunting | sunting sumber]- KWI, Buku Petunjuk Gereja Katolik
- Dr. Fl. Hasto Rosariyanto SJ. 2001. Becermin pada Wajah-wajah Keuskupan Gereja Katolik Indonesia. Kanisius
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Website resmi Keuskupan Agung Semarang
- (Inggris) (http://www.vatican.va/ Annuario Pontifico 2005)