Kunio Yanagita
Kunio Yanagita (柳田 國男) (31 Juli 1875 – 8 Agustus 1962) adalah seorang penulis, cendekiawan, dan folkloris Jepang. Ia merupakan salah satu folkloris pertama di Jepang dan dikenal sebagai bapak studi cerita rakyat Jepang modern.[1]
Kunio Yanagita 柳田 國男 | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Lahir | Kunio Matsuoka 31 Juli 1875 Jepang, Fukusaki, Prefektur Hyōgo | ||||||||||
Meninggal | 8 Agustus 1962 Tokyo, Jepang | (umur 87)||||||||||
Kebangsaan | Jepang | ||||||||||
Pekerjaan | Birokrat, Folkloris, Cendekiawan, Penulis | ||||||||||
Suami/istri | Taka Yanagita (1904) | ||||||||||
Orang tua | Yakusai Matsuoka (ayah) Naohei Yanagita (mertua) | ||||||||||
| |||||||||||
Penghargaan
| |||||||||||
Masa muda
suntingYanagita merupakan anak kelima dari delapan bersaudara dan dibesarkan dalam keluarga Matsuoka yang tinggal di Prefektur Hyogo. Ia dilahirkan dengan nama Kunio Matsuoka. Kemudian ia diadopsi ke dalam keluarga Naohei Yanagita, seorang hakim pengadilan pada tahun 1901.[2] Ia lalu dinikahkan dengan putri keempat Naohei, Taka Yanagita pada tahun 1904 dan mengubah namanya menjadi Kunio Yanagita.[3]
Yanagita dikenal sejak kecil sebagai pribadi yang menyukai sastra, khususnya puisi. ia juga gemar membaca sastra Barat. Ketika ia mulai tertarik pada cerita rakyat, Yanagita mulai membaca etnologi karangan antropolog barat seperti Edward Burnett Tylor, yang nantinya akan memengaruhi bentuk aliran karya sastranya nanti.[2]
Karir
suntingSetelah mendapatkan gelar sarjana hukum dari Universitas Imperial Tokyo, pada zaman Meiji, Yanagita memulai pekerjaannya sebagai pegawai negeri di Departemen Administrasi Pertanian, Kementerian Pertanian dan Perdagangan Jepang. Selama menjadi birokrat, ia ditugaskan mengunjungi desa-desa di Jepang. Semenjak saat itu ia mulai fokus pada urusan pedesaan dan kebijakan ekonomi pertanian mereka.[2]
Setelah keluar dari kementerian Pertanian dan Perdagangan Jepang, Yanagita mulai menyelidiki lebih lanjut pedesaan di Jepang, dengan bekerja sebagai jurnalis untuk surat kabar nasional Jepang, Asahi Shimbun dari tahun 1919 hingga 1930. Ia juga sempat menerbitkan artikel perjalanan berjudul Kainan Shoki.[4] Ia berkeliling untuk mencatat cerita-cerita tentang kebiasaan, praktik, dan kepercayaan adat istiadat setempat. Salah satu rekan sastranya, Shimazaki Toson, mendorongnya untuk menerbitkan karya-karya berdasarkan tradisi lisan dan adat istiadat pedesaan, salah satu yang terkenal ialah buku yang berjudul The Legends of Tōno terbit tahun 1912. buku tersebut berisi kumpulan cerita pendek, praktik kepercayaan, dan anekdot dari Tōno, sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan di Prefektur Iwate.[5]
Fokus Yanagita pada tradisi lokal adalah bagian dari upayanya untuk lebih banyak memasukkan nilai-nilai kehidupan rakyat jelata dan tradisi pedesaan ke dalam narasi sejarah Jepang.[6] Menurutnya hal ini dikarenakan konteks sejarah biasanya selalu didominasi oleh peristiwa yang berkaitan dengan penguasa dan pejabat tinggi. Ia mencoba menjelaskan terdapat beragam praktik unik yang dilakukan oleh penghuni gunung atau penghuni pulau terpencil yang jarang diketahui.[7]
Karya utama
sunting- Tōno Monogatari (遠野物語) - merupakan sebuah catatan mengenai legenda, cerita, dan tradisi rakyat, yang terinspirasi dari desa Tōno, Prefektur Iwate terbit tahun 1910.[8] Di dalam karya ini juga diceritakan beberapa yokai yang populer, termasuk kappa dan zashiki-warashi.[5]
- Momotarō no Tanjō (桃太郎の誕生) terbit tahun 1933. Judul karya ini diambil dari cerita rakyat Momotaro. Ia menyebutkan bahwa cerita rakyat dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk memahami budaya Jepang. Ia juga membahas beberapa aspek masyarakat secara keseluruhan.
- Kaijō no Michi (海上の道) terbit tahun 1961. Karya ini berisi catatan sejarah, budaya, dan tradisi rakyat Pulau Okinawa di Jepang.
- Nochi no Kari-kotoba no Ki (後狩詞記). karya ini berisi catatan perjalanannya di Pulau Kyushu, termasuk tradisi berburu dan cara hidup masyarakat pegunungan di Prefektur Miyazaki.
- Kagyūkō (蝸牛考) terbit tahun 1927.
- Kunio Guide to the Japanese Folk Tale. Merupakan kumpulan cerita rakyat Jepang, dan pernah diterjemahkan oleh Fanny Hagin Meyer.
Referensi
sunting- ^ Yanagita, Kunio; Translated by Fanny Hagin Meyer (1986). Yanagita Kunio Guide to the Japanese Folk Tale. Indiana University Press. ISBN 0-253-36812-X.
- ^ a b c Mori, Koichi (1980). Yanagita Kunio: An Interpretive Study. Nanzan University: Japanese Journal of Religious Studies.
- ^ Ishii, Yoko; Hirabayashi, Richard (1998). Kunio Yanagita: The life and times of a Japanese folklorist. ISBN 9780612348943.
- ^ "Fukusaki Municipal Kunio Yanagita and Matsuoka-ke Family Memorial Museum". www.town.fukusaki.hyogo.jp. Diakses tanggal 2021-08-13.
- ^ a b Yanagita, Kunio; Translated by Ronald A. Morse (2008). The Legends of Tono. Lexington Books. ISBN 978-0-7391-2767-4.
- ^ Morse, Ronald (1995). "Untitled Review of "The Origins of Ethnography in Japan: Yanagita Kunio and His Times"". Monumenta Nipponica. 50 (3): 411–413. doi:10.2307/2385561. JSTOR 2385561 – via JSTOR.
- ^ Knecht, Peter (1992). "Yanagita Kunio and the Folklore Movement: The Search for Japan's National Character and Distinctiveness". Asian Folklore Studies. 51: 353–355. doi:10.2307/1178346. JSTOR 1178346 – via JSTOR.
- ^ "Voyage à Tôno : le refuge où vivent les légendaires créatures « yôkai »". nippon.com (dalam bahasa Prancis). 2019-06-18. Diakses tanggal 2021-08-13.