Ich bin ein Berliner
"Ich bin ein Berliner" (bahasa Indonesia: Saya adalah orang Berlin) adalah sebuah kutipan dari pidato Presiden Amerika Serikat, John Fitzgerald Kennedy, di Berlin Barat pada tanggal 26 Juni 1963. Dengan pidato ini, dia memberikan dukungan kepada penduduk Berlin Barat segera setelah Jerman Timur yang didukung oleh negara-negara Komunis mendirikan Tembok Berlin sebagai penghalang pergerakan manusia antar Berlin Barat dan Berlin Timur.
Bagian dari seri mengenai |
---|
Sejarah Berlin |
Margraviate Brandenburg (1157–1806) |
Kerajaan Prusia (1701–1918) |
Kekaisaran Jerman (1871–1918) |
Republik Weimar (1919–33) |
Jerman Nazi (1933–45) |
Jerman Barat dan Jerman Timur (1945–90) |
|
Republik Federal Jerman (1990–sekarang) |
Lihat pula |
Pidato Kennedy
suntingPidato ini dianggap sebagai salah satu pidato terbaik Kennedy, dan juga sebagai peristiwa penting pada Perang Dingin. Pidato ini memberikan semangat yang menggelora kepada masyarakat Berlin Barat yang berada di daerah enklave Jerman Timur dan terancam diinvasi oleh tentara Jerman Timur. Dari balkon balai kota Schöneberg, Kennedy berkata:
Dua ribu tahun yang lalu adalah sebuah pepatah civis Romanus sum [Saya adalah warga Roma]. Sekarang, di dunia yang merdeka ini, pepatahnya adalah 'Ich bin ein Berliner' [Saya adalah warga Berlin] ... Semua orang merdeka, dimanapun mereka tinggal, adalah penduduk Berlin, maka dari itu, saya sebagai orang yang merdeka, bangga mengucapkan 'Ich bin ein Berliner!'
Kennedy menemukan ide untuk menciptakan kalimat ini pada saat-saat sebelum ia berpidato. Dia meminta bantuan kepada penerjemahnya Robert H. Lochner untuk menerjemahkan kata "I am a Berliner" dalam bahasa Inggris ke bahasa Jerman, ketika itu mereka sudah berada di tangga menuju Rathaus (Balai Kota). Dengan bantuan Lochner, Kennedy mencoba untuk mengucapkan kalimat tersebut di kantor Wali kota dan pengucapan kalimat tersebut ditulis di sebuah kartu. Menurut Lochner, Penasehat NSA Kennedy saat itu, McGregor Bundy menganggap bahwa pidato Kennedy sudah "agak melenceng sedikit dari tujuan", dan mereka berdua kemudian merevisi teks pidato tersebut agar mempunyai bahasa yang lebih halus sebelum pidato itu akan diulangi kembali di Universitas Bebas Berlin (Freie Universität Berlin) pada hari itu juga.[1]
Pidato ini ditujukan kepada orang-orang Uni Soviet yang menjadi penduduk Berlin, dan sebuah pernyataan resmi dari pemerintah Amerika Serikat dalam merespon pembangunan Tembok Berlin. Status resmi Berlin pada saat itu sedang berada dalam kekuasaan bersama empat kekuatan Sekutu, yang mempunyai tanggung jawab masing-masing pada setiap daerah yang dikuasai. Pada titik inilah, Amerika Serikat telah menyatakan bahwa Berlin berada pada status tersebut di atas, walaupun situasi aslinya jauh berbeda. Pidato Kennedy menandai sebuah titik awal di mana Amerika Serikat menyatakan bahwa Berlin Timur adalah bagian dari Blok Timur yang dipimpin oleh Soviet.
Ada beberapa tempat peringatan yang menandai kunjungan Kennedy ke Berlin, seperti John F. Kennedy German-American School dan Institut John F. Kennedy untuk Studi Amerika Utara. Juga sebuah lapangan terbuka di depan Rathaus (tempat Kennedy berpidato) dinamakan "John-F.-Kennedy-Platz" dan disana terdapat sebuah prasasti yang ditujukan untuk memperingati kunjungan Kennedy.
Manuskrip asli pidato ini disimpan di National Archives and Records Administraion. Faksimili kartu ucap juga dipamerkan di museum-museum seperti museum THE KENNEDYS di Berlin, yang juga mempunyai pameran khusus tentang kunjungan Kennedy ke Berlin.[2]
Latar belakang
suntingSetelah Perang Dunia Kedua, Berlin berada di dalam zona yang dikuasai oleh Tentara Merah. Semula daerah ini dikontrol bersama oleh Amerika Serikat, Britania Raya, Prancis dan Uni Soviet. Daerah Berlin mulai dilanda ketegangan Perang Dingin dan memuncak saat Uni Soviet memblokade Berlin Timur dalam peristiwa Blokade Berlin, dimana pada peristiwa ini, Sekutu mengirimkan bantuan lewat udara.
Kemudian, daerah yang dikuasai oleh pasukan NATO di Berlin menjadi daerah eksklave yang dikontrol oleh pemerintah Jerman Barat. Pada tahun 1952, perbatasan Jerman Barat dan Jerman Timur ditutup, kecuali daerah Berlin. Ratusan penduduk Jerman Timur berpindah ke Jerman Barat lewat Berlin Barat. Akibatnya, Jerman Timur kehilangan banyak pekerja dan mengancam Jerman Timur menuju krisis ekonomi.
Pada tahun 1961, Jerman Timur dibawah pemerintahan Walter Ulbricht mendirikan pembatas kawat di sekitar Berlin Barat. Pembatas ini secara resmi dinamai antifaschistischer Schutzwall (tembok pelindung antifasis), dan pemerintah Jerman Timur berpendapat bahwa pembangunan tembok pelindung ini untuk mencegah masuknya agen dan mata-mata ke daerah Jerman Timur. Tembok ini kemudian dikenal sebagai Tembok Berlin dan banyak yang berpendapat bahwa tembok ini dibangun untuk mencegah penduduk Jerman Timur melarikan diri ke Jerman Barat. Setelah beberapa bulan, tembok ini didirikan kembali dengan beton, dan bangunan disekitarnya di runtuhkan sebagai "zona pengamanan" para penjaga Tembok Berlin dari Jerman Timur. Sebuah usaha yang dilakukan oleh Peter Fetcher untuk menembus Tembok Berlin gagal dilakukan dan hidupnya berakhir mengenaskan.
Dunia Barat, termasuk Amerika Serikat, dituduh gagal untuk menghentikan pendirian Tembok Berlin. Pada tanggal 25 Juli 1961, saat kasus invasi Teluk Babi masih dibicarakan, Presiden John F. Kennedy menyampaikan pidatonya lewat radio. Kennedy meyakinkan bahwa Amerika Serikat akan melindungi Berlin Barat, dengan menyatakan Perjanjian Potsdam, dan kemudian berkata bahwa menantang kekuatan Soviet di Jerman Timur tidak mungkin untuk saat itu.
Trivia seputar kutipan
suntingKonon Presiden John F. Kennedy telah membuat kesalahan tata bahasa yang memalukan dengan mengucapkan, "Ich bin ein Berliner". Lewat kalimat ini, Kennedy menggambarkan dirinya bukan sebagai orang Berlin, tetapi sebagai sebuah makanan. Seorang blogger dari Jerman berkata:[3]
Kennedy seharusnya mengucapkan "Ich bin Berliner" yang berarti "Saya orang Berlin". Dengan menambah artikel penentu ein, kalimatnya malah menyatakan bahwa dia bukanlah manusia, yang kemudian artinya menjadi "Saya adalah donat jeli".
Cerita ini sebenarnya berasal dari permainan kata Berliner yang bermakna ganda. Berliner sendiri adalah donat yang diisi selai dari buah prem dan donat ini diduga berasal dari Berlin.
Kenyataannya, Kennedy sudah tepat memakai kalimat "Ich bin ein Berliner" secara tata bahasa.[4] Kalimat yang digunakan oleh Kennedy dianggap sebagai kalimat idiom dan maksud dari kalimat tersebut tidak langsung teraba. Cerita ini sendiri tak terlalu populer di Jerman, malah pidato "Ich bin ein Berliner" dianggap sebagai sebuah peristiwa besar setelah Perang Dunia Kedua di Jerman. Artikula ein bisa dan sering dipakai untuk menyebutkan pekerjaan seseorang atau tempat tinggal, tetapi sangat penting makna artikula ein ini saat seorang figur terkenal seperti Kennedy mengucapkannya. Selain itu, Kennedy bukanlah benar-benar tinggal di Berlin, dan kalimat ini hanya menunjukkan rasa solidaritasnya kepada penduduk Berlin Barat, malah bisa dianggap bahwa pemakaian "Ich bin Berliner" tidak tepat.
Asal dari cerita tentang salah pemakaian kalimat ini masih tidak jelas. Novel mata-mata Berlin Game yang dikarang oleh Len Deighton, terbit pada tahun 1983, dianggap sebagai asal cerita. Berikut penggalan novelnya:
Aku bilang 'Ich bin ein Berliner'. Itu lucu. Berliner itu donat. Satu hari setelah Presiden Kennedy membacakan kalimat itu, para kartunis Berlin terus berbicara tentang donat.
Pada tahun 30 April 1988, William J. Miller menulis di New York Times:
Sebuah pengulangan yang berharga, kembali, tentang penggunaan kalimat dalam bahasa Jerman oleh Presiden Kennedy saat berpidato di depan Tembok Berlin. Sangat hebat sekali saat Presiden Kennedy, dengan caranya meramu kata-kata, menyatakan bahwa dirinya adalah bagian dari penduduk Berlin. Terciptalah 'Ich bin ein Berliner'. Apa yang Kennedy tidak tahu bahwa penduduk Berlin tidak pernah menyebut diri mereka sebagai Berliner. Penduduk Berlin menganggap bahwa Berliner adalah makanan favorit saat sarapan pagi. Jadi walaupun mereka mengerti dan mengapresiasi perkataan Presiden Kennedy, penduduk Berlin sebenarnya menahan tawa saat Kennedy meneriakkan kalimat yang berarti secara harfiah, 'Saya adalah donat jelly!'
Faktanya adalah kebalikan dari pernyataan di atas adalah benar. Penduduk Berlin menyebut diri mereka sebagai Berliner, sedangkan untuk donat jelly, mereka tidak menyebutnya sebagai Berliner. Donat jelly ini lebih sering disebut Pfannkuchen.[5] Maka dari itulah, kebanyakan orang Jerman masih menganggap bahwa tidak ada kesalahan dalam pengucapan. 'Ich bin ein Berliner' adalah cara yang sesuai untuk mengungkapkan maksud Presiden Kennedy dalam bahasa Jerman.
Saat teks pidato 'Ich bin ein Berliner' ini dibuat, Presiden Kennedy banyak dibantu oleh Robert H. Lochner dan mempraktikkan ucapan 'Ich bin ein Berliner' di depan beberapa orang Jerman, seperti Wali kota Berlin Willy Brandt. Di banyak rekaman video maupun audio memperlihatkan bahwa penduduk Berlin Barat bertepuk tangan segera setelah Kennedy mengucapkan kata 'Ich bin ein Berliner'. Suara tertawa terdengar setelah Kennedy mengatakan bahwa dia dibantu oleh Robert Lochner saat menerjemahkan 'I am a Berliner'.
Pada saat pidato, Kennedy menggunakan kalimat 'Ich bin ein Berliner' dua kali. Dia mengucapkan kalimat tersebut menggunakan aksen Boston, setelah melihat dari catatan kecilnya yang mengeja Berliner menjadi Bearleener.
Referensi
sunting- ^ Robert Lochner. "Teaching JFK German". CNN.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-04-09. Diakses tanggal 2006-09-24.
- ^ The Kennedys
- ^ "Ich bin ein Pfannkuchen. Oder ein Berliner? | Stadtkind: Berlin". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-06-19. Diakses tanggal 2008-09-25.
- ^ Word.com. "Looking Back: 1963." Diarsipkan 2009-01-16 di Wayback Machine. June 2006.
- ^ Wie heißt der Berliner in Berlin?