Galenus

dokter asal Kekaisaran Romawi
(Dialihkan dari Galen)

Galenos (bahasa Yunani: Γαληνός) atau Galenus (bahasa Latin: Claudius Galenus),[1] juga dikenal sebagai Galenus dari Pergamon (129-199), adalah seorang dokter (atau tabib) Yunani pada zaman Kekaisaran Romawi. Ia memiliki pengaruh besar dalam kedokteran Eropa.

Infobox orangGalenus

Edit nilai pada Wikidata
Nama dalam bahasa asli(la) Claudius Galenus Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kelahiran129 ↔ 131 Edit nilai pada Wikidata
Pergamum (Romawi Kuno) Edit nilai pada Wikidata
Kematian201 ↔ 216 Edit nilai pada Wikidata
Roma Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
SpesialisasiKedokteran, anatomi, filsafat dan logika Edit nilai pada Wikidata
Pekerjaanphysician writer (en) Terjemahkan, Ahli ilmu saraf, dokter, ahli biologi, ahli bedah, filsuf Edit nilai pada Wikidata
PeriodeHigh Roman Empire (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Murid dariAlbinus (en) Terjemahkan, Satyros (en) Terjemahkan dan Aelianus Meccius (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Keluarga
AyahAeulius Nicon Edit nilai pada Wikidata
Galenus

Kehidupan

sunting
 
Galenou Apanta, 1538

Galenus dilahirkan di Pergamum (kini: Bergama, Turki), putra dari Nicon, seorang arsitek kaya. Ada perbedaan pendapat mengenai masa hidupnya, pendapat pertama mengatakan Galenus hidup tahun 129-199, sementara pendapat kedua mengatakan tahun 130-200.[1] Ia memiliki ketertarikan pada bidang pertanian, arsitektur, astronomi, astrologi, filsafat, hingga akhirnya ia memilih untuk berkonsentrasi pada kedokteran.

Pada usia 20 tahun ia telah menjadi seorang tabib pada kuil Asclepius selama 4 tahun. Setelah kematian ayahnya pada 148 atau 149, ia merantau untuk belajar di Smyrna, Korintus, dan Alexandria selama 12 tahun. Ketika ia kembali ke Pergamum pada 157, ia bekerja sebagai seorang dokter di sekolah gladiator sleama 3 sampai 4 tahun. Selama masa itu, ia banyak belajar mengenai perawatan dan penyembuhan trauma dan luka. Kemudian ia mengistilahkan luka sebagai "jendela untuk masuk ke tubuh".

Galenus melakukan operasi yang berbahaya yang tidak pernah dilakukan lagi hampir selama 2 milenium terakhir termasuk pembedahan otak dan mata. Untuk mengoperasi katarak, ia menyelipkan sebuah alat seperti benang ke mata hingga di belakang lensa mata. Ia kemudian menariknya untuk mengangkat katarak. Kesalahan sedikit dapat menyebabkan buta permanen. Selain itu ia juga meletakkan dasar standar untuk kedokteran modern.

Pada 162, ia pindah ke Roma di mana ia banyak menyebarkan ilmu anatomi. Reputasinya kian naik dan dikenal sebagai ahli kedokteran yang berpengalaman dan memiliki klien yang tersebar luas. Salah satunya adalah konsul Flavius Boethius yang akhirnya memperkenalkan ia menjadi tabib kerajaan. Ia turut merawat Lucius Verus, Commodus dan Spetimius Severus. Ia sempat kembali ke tanah airnya, Pergamum selama 166 hingga 169.

Galenus menghabiskan sisa hidupnya di kerajaan. Sesuai tradisi, tahun meninggalnya ditetapkan sekitar tahun 200 sesuai dengan dokumen Suda Lexicon dari abad ke-10. Namun ada pendapat lain yang mengatakan bahwa ia meninggal pada 216, disebabkan perkiraan karya tulis terakhirnya dituliskan pada akhir 207.

Kontribusi di bidang kedokteran

sunting

Galenus memberikan kontribusi yang substansial pada pemahaman Hippocrates tentang penyakit. Di bawah teori humoralisme tubuh Hippocrates, perbedaan suasana hati atau mood manusia datang sebagai akibat dari ketidakseimbangan pada salah satu dari empat cairan tubuh, yaitu: darah, empedu kuning, empedu hitam, dan dahak. Galenus mempromosikan teori ini dan tipologi temperamen manusia. Dalam pandangan Galenus, ketidakseimbangan setiap cairan tubuh tersebut berhubungan dengan jenis temperamen manusia tertentu (darah-optimis, empedu hitam-melankolis, empedu kuning-koleris, dan dahak-apatis). Dengan demikian, individu dengan temperamen sanguin bersifat ekstrovert dan sosial; individu dengan tempramen koleris memiliki energi, gairah, dan karisma; melankolis biasanya kreatif, baik, dan perhatian; serta temperamen phlegmatik yang ditandai dengan suka bergantung, ramah, dan suka berkasih sayang.[2]

 
Galenus membedah monyet, seperti yang dibayangkan oleh Veloso Salgado pada tahun 1906

Ketertarikan utama Galenus adalah dalam bidang anatomi manusia, tetapi hukum Romawi melarang pembedahan mayat manusia sejak sekitar tahun 150 SM.[3] Karena pembatasan ini, Galenus melakukan pembedahan anatomis terhadap makhluk hidup (viviseksi) dan binatang mati, di mana kebanyakan berfokus pada babi dan primata.[4] Karya ini berguna karena Galenus percaya bahwa struktur-struktur anatomis hewan-hewan ini sangat mirip dengan manusia. Galenus mengklarifikasi anatomi trakea dan dia merupakan orang yang pertama kali menunjukkan bahwa laring dapat menghasilkan suara.[5][6] Dalam satu percobaan, Galenus menggunakan bellow untuk mengembang paru-paru binatang yang mati.[7][8] Karya Galenus tentang anatomi tetap tak tertandingi dan tak terlawan hingga abad ke-16 di Eropa. Pada pertengahan abad ke-16, ahli anatomi Andreas Vesalius menantang pengetahuan anatomi Galenus dengan melakukan pembedahan pada mayat manusia. Penyelidikan ini memungkinkan Vesalius membantah aspek-aspek anatomi Galenus.

Di antara kontribusi besar Galenus terhadap kedokteran adalah karyanya tentang sistem peredaran darah. Dia merupakan orang pertama yang menyadari bahwa ada perbedaan jelas antara darah vena (gelap) dan arterial. Meskipun eksperimen anatomi pada model hewan membawanya ke pemahaman sistem peredaran darah yang lebih komprehensif, sistem saraf, sistem pernapasan, dan struktur lainnya, tetapi karyanya berisi kesalahan ilmiah.[9]


Psikoterapi

sunting

Salah satu karya besar Galenus berjudul Tentang Diagnosis dan Penyembuhan Gairah Jiwa, membahas tentang bagaimana pendekatan dan penanganan masalah psikologis.[10] Hal ini merupakan awal mula upaya Galenus yang kemudian disebut sebagai psikoterapi. Bukunya berisi petunjuk tentang bagaimana memberikan nasihat kepada mereka yang memiliki masalah psikologis supaya mereka dapat mengungkapkan gairah dan rahasia terdalam mereka, dan akhirnya menyembuhkan mereka dari penyakit mental. Individu, atau terapis terkemuka, yang biasanya seorang pria, dengan usia lebih tua, lebih bijak, dan telah terbebas dari kontrol gairah atau nafsu.[10] Gairah ini, menurut Galenus, menyebabkan masalah psikologis yang dialami oleh seseorang.

Karya dan pengaruh

sunting

Galenus meneruskan kedokteran Hippokrates pada zaman Renaisans. Ia pun mengemukakan empat humor (cairan) tubuh yaitu darah, empedu kuning, empedu hitam, dan mukus. Empat hal ini akan berputar sesuai dengan empat musim. Ia menysuun teorinya sendiri dari prinsip tersebut dan banyak karyanya didasarkan pada prinsip Hippokrates.

Karya terbesarnya adalah tujuh belas buku dari Tentang Kegunaan Bagian Tubuh Manusia. Ia juga menulis tentang filsafat dan anatomi.

Teori yang dikemukakan oleh Galenus didasarkan dari penciptaan oleh Pencipta ("Alam" atau phusis) - alasan utama mengapa kelak para sarjana Islam dan Kristen dapat menerima pandangannya.

Menurutnya, prinsip kehidupan yang paling dasar adalah pneuma atau udara yang kemudian dapat dikaitkan dengan jiwa. Hal ini membuktikan bahwa dunia kedokterannya sangat dipengaruhi oleh hal-hal filosofis. Pneuma physicon (roh hewani) di otak mengatur pergerakan, persepsi, dan indra. Pneuma zoticon (roh hayati) yang ada di jantung mengatur darah dan suhu tubuh. "Roh alamiah" di hati mengatur nutrisi dan metabolisme.

Galenus memperluas wawasannya dengan melakukan penelitian pada hewan. Salah satu metodenya adalah menunjukkan pembedahan pada seokar babi, memotong saraf laringealnya (nantinya bagians araf ini dikenal sebagai Saraf Galenus) yang dapat menghentikan erangan babi tersebut. Ia juga pernah mengikat ureter pada hewan yang masih hidup untuk menunjukkan bahwa urin berasal dari ginjal, dab merusak saraf untuk menunjukkan paralisis. Metode penunjukkan kepada publik seperti yang dilakukan oleh Galenus ini digunakan sebagai cara belajar bagi mahasiswa kedokteran dan tak jarang menimbulkan perdebatan.

Ada bebrapa teori Galenus yang terbukti benar seperti argumentasinya akan pikiran yang terdapat di otak, bukan di hati seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles.

Bagaimanapun juga ada beberapa teori yang cacat seperti pemahaman Galenus akan sistem sirkulasi. Ia menduga sistem vena dan arteri adalah dua sistem yang terpisah. Teori ini akhirnya ditolak oleh William Harvey pada abad ke-17. Oleh karena ia menggunakan hewan sebagai media percobaannya, terdapat kesalahpahaman antara organ hewan dan organ manusia. Hal ini dikarenakan tidak semua organ serupa pada setiap spesies.

Ilmu kedokteran di Arab pada zaman pertengahan mengembangkan apa yang telah ditemukan para pakar Yunani kuno, termasuk pula karya Galenus seperti teori humoralnya. Banyak karya Galenus yang dituliskan dalam bahasa Yunani diterjemahkan ke bahasa Suriah oleh Imam Nestor di Universitas Gundishapur, Persia. Oleh ilmuwan Arab, karya Galenus kemudian diterjemahkan ke bahasa Arab.

  • Jeanne Bendick - Galen and the Gateway to Medicine

Referensi

sunting
  1. ^ a b Asdi, E.D. & Aksa A.H. (1982). Filsuf-filsuf dunia dalam gambar. Yogyakarta: Surya Kencana.
  2. ^ Mark Grant, 2000, Galen on Food and Diet, Routledge]
  3. ^ 'Tragically, the prohibition of human dissection by Rome in 150 BC arrested this progress and few of their findings survived', Arthur Aufderheide, 'The Scientific Study of Mummies' (2003), page 5
  4. ^ Arthur John Brock (translator), Introduction. Galen. On the Natural Faculties. Edinburgh 1916
  5. ^ Claudii Galeni Pergameni (1956). translated by Charles Joseph Singer, ed. Galen on anatomical procedures: De anatomicis administrationibus. London: Geoffrey Cumberlege, Oxford University Press/Wellcome Historical Medical Museum. hlm. 195–207. 
  6. ^ Claudii Galeni Pergameni (October 1956). "Galen on Anatomical Procedures". Proceedings of the Royal Society of Medicine. 49 (10): 833. PMC 1889206 . 
  7. ^ Claudii Galeni Pergameni (1528). "De usu partium corporis humani, libri VII, cap. IV". Dalam Nicolao Regio Calabro (Nicolaus Rheginus). De usu partium corporis humani, libri VII (dalam bahasa Latin). Paris: ex officina Simonis Colinaei. hlm. 339. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-31. Diakses tanggal 7 August 2010. 
  8. ^ A. Barrington Baker (October 1971). "Artificial respiration, the history of an idea". Medical History. 15 (4): 336–351. doi:10.1017/s0025727300016896. PMC 1034194 . PMID 4944603. 
  9. ^ Rocca, Dr Julius (16 January 2003). Galen on the Brain: Anatomical Knowledge and Physiological Speculation in the Second Century Ad. Brill. ISBN 978-9004125124. 
  10. ^ a b King, D. Brett (2009). The Roman Period and the Middle Ages. In King, D. B., Viney, W., Woody, W. D. (Eds.) A History of Psychology: Ideas and Context (4th ed., pp. 70–71) Boston, Massachusetts: Pearson Education, Inc.

Pranala luar

sunting