Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi

bandar udara di Indonesia

Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi (IATA: MDCICAO: WAMM) merupakan sebuah bandar udara yang terletak di Sulawesi Utara, 13 kilometer (8.1 mil) timur laut dari kota Manado. Bandar udara ini diberi nama sesuai dengan nama tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia, Sam Ratulangi, yang sekaligus merupakan gubernur Sulawesi yang pertama. Bandara ini merupakan pusat dari Lion Air dan Wings Air untuk bagian timur laut Indonesia dan merupakan salah satu kota fokus Garuda Indonesia dan Citilink.

Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi

Sam Ratulangi International Airport
Informasi
JenisPublik / Militer
Pemilik/PengelolaInJourney
MelayaniKota Manado
Kota Bitung
LokasiManado, Sulawesi Utara, Indonesia
Dibuka1942
Zona waktuWITA (UTC+08:00)
Ketinggian dpl81 mdpl
Koordinat01°32′57″N 124°55′35″E / 1.54917°N 124.92639°E / 1.54917; 124.92639
Situs webwww.samratulangi-airport.com
Peta
Sulawesi daerah di Indonesia
Sulawesi daerah di Indonesia
MDC /WAMM di Manado
MDC /WAMM
MDC /WAMM
Lokasi bandara di Manado, Sulawesi Utara, Indonesia
MDC /WAMM di Sulawesi
MDC /WAMM
MDC /WAMM
MDC /WAMM (Sulawesi)
MDC /WAMM di Asia Tenggara
MDC /WAMM
MDC /WAMM
MDC /WAMM (Asia Tenggara)
MDC /WAMM di Asia
MDC /WAMM
MDC /WAMM
MDC /WAMM (Asia)
Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
m kaki
18/36 2,650 8,934 aspal
Statistik (2018)
Penumpang2.819.640 (Kenaikan 10.0%)
Pergerakan pesawat12.250 (Kenaikan 7.1%)
Pangkalan Udara TNI AU Sam Ratulangi
Lambang Lanud
NegaraIndonesia Indonesia
Cabang TNI Angkatan Udara
Tipe unitLanud Tipe A
PeranPangkalan Angkatan Udara
Bagian dariKomando Operasi Angkatan Udara II
LanudManado
PelindungTentara Nasional Indonesia
MotoPrayatna Kerta Gegana
Situs webwww.tni-au.mil.id

Sejarah

sunting

Sejarah awal

sunting
 
Menteri presiden Negara Indonesia Timur Ide Anak Agung Gde Agung disambut di lapangan terbang Mapanget tahun 1948

Bandara Sam Ratulangi pada awalnya dibangun oleh tentara Jepang pada tahun 1942 dengan panjang landasan 700 meter dan lebar 23 meter. Bandara ini awalnya dinamai sebagai Lapangan Udara Mapanget karena keberadaannya kala itu di Mapanget. Kemudian ketika terjadi pergolakan Permesta, pasukan Tentara Pusat menamakan bandara ini sebagai Lapangan Udara Tugiman untuk mengenang seorang tentara Sersan Mayor Tugiman yang wafat ketika pertempuran terjadi di Mapanget.

Bandara ini kemudian kembali dinamakan Lapangan Udara Mapanget. Seiring perjalanan waktu, terjadi lagi perubahan penyebutan bandara ini menjadi Lapangan Udara A. A. Maramis, yang sekaligus digunakan sebagai nama jalan raya dari arah Manado ke bandara. Akhirnya, untuk mengenang Pahlawan Nasional Indonesia yang berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara yaitu Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi, bandara ini oleh pemerintah dinamakan Lapangan Udara Sam Ratulangi yang kemudian dikenal hingga sekarang sebagai Bandar Udara Sam Ratulangi.

Perluasan bandara

sunting

Pada tahun 1994, Bandar Udara Sam Ratulangi menjadi Bandar udara internasional dengan kelas 1B. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin meningkat dan untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa penerbangan, sehingga landasan diperluas dengan panjang 2.650 meter dan lebar 45 meter. Dengan perluasan landasan ini, maka Bandar Udara Sam Ratulangi mampu menampung jenis pesawat Airbus A300, A320 dan McDonnell Douglas DC-10.

Sebagai upaya pemerintah untuk mengembangkan Bandar Udara, maka pada tahun 1990 Bandar Udara Sam Ratulangi dikelola oleh PT Angkasa Pura I (Persero) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dengan tujuan untuk membangun perekonomian, menyediakan fasilitas penerbangan dalam memperlancar transportasi udara. Dalam usaha mengantisipasi kebutuhan masnyarakat akan transportasi udara, sehingga dilakukan pengembangan Bandar Udara Sam Ratulangi dengan membangun fasilitas Bandar Udara yang dilaksanakan oleh proyek pembangunan Fasilitas Bandar Udara dan Keselamatan Penerbangan (FBUKP) dan dioperasikan sejak akhir tahun 2000. Kemudian dilaksanakan serah-terima secara operasional dari Direktorat Jendral Perhubungan Udara kepada PT Angkasa Pura I (Persero) pada tanggal 18 Desember 2003.

Maskapai dan Tujuan

sunting
MaskapaiTujuan
Airfast Indonesia Charter: Ambon, Timika
Batik Air Jakarta–Soekarno–Hatta, Makassar[1]
China Southern Airlines Guangzhou
Citilink Jakarta–Soekarno–Hatta
Garuda Indonesia Jakarta–Soekarno–Hatta, Makassar[2]
Jeju Air Charter: Seoul–Incheon
Lion Air Denpasar, Jakarta–Soekarno–Hatta, Jayapura, Makassar, Sorong, Surabaya
Charter: Changsha, Fuzhou, Guangzhou, Nanjing, Shanghai–Pudong, Tianjin
Scoot Singapura
Super Air Jet Balikpapan
TransNusa Denpasar, Sorong
Wings Air Ambon, Galela, Gorontalo, Kao, Luwuk, Malinau, Melonguane, Miangas, Palu, Tahuna, Ternate

Status

sunting
Tahun Domestik Internasional
Pergerakan
Penumpang
Kargo
Per Ton
Pergerakan
Pesawat
Pergerakan
Penumpang
Kargo
Per Ton
Pergerakan
Pesawat
2005 1,037,961 7,923,948 15,288 39,678 331,394 545
2006 1,065,691 9,150,055 14,112 44,043 403,650 599
2007 1,070,471 9,529,574 13,126 46,833 326,921 652
2008 1,110,634 9,776,389 13,393 52,483 245,688 678
2009 1,233,513 9,905,420 14,002 75,985 459,530 841

Sumber: Kantor Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi Sulawesi Utara Diarsipkan 2011-05-15 di Wayback Machine. (Indonesia)

Transportasi Darat

sunting

Layanan taksi tersedia di bandara. Salah satunya Blue Bird. Selain taksi, pengguna jasa transportasi udara juga bisa menggunakan angkutan umum (mikro) dengan trayek "Lapangan."

Komandan Lanud Sam Ratulangi

sunting
  1. Kapten Udara Sadjad (1952–1955
  2. Kapten Udara Dhomyagan (1955–1957)
  3. Kapten Udara Basir (1957–1958)
  4. Letnan Udara I Ronggo Mulato (1959–1960)
  5. Letnan Udara Soemantri (1960–1961)
  6. Letnan Udara Soekamto (1961–1962)
  7. Letnan Udara I Roedito (1962–1964)
  8. Letnan Udara I Goeltom (1964–1965)
  9. Mayor Udara Soegiran (1965–1967)
  10. Kapten Udara Hasan Achmad (1967–1969)
  11. Kapten Udara Adji Soemarto (1969–1972)
  12. Mayor Pnb Sukanta (1972–1974)
  13. Mayor Pas Bernard Robert Saroinsong (1975–1977)
  14. Mayor Pnb Bowo Astoto (1977–1979)
  15. Mayor Pnb Kusnadi (1979–1981)
  16. Mayor Pnb R. Sastranegara (1981–1984)
  17. Mayor Pnb Indra Purwoko (1984–1986)
  18. Letkol Nav Sujudiman S. (1986–1988)
  19. Mayor Lek Kumbiyono (1988–1991)
  20. Letkol Pnb S.T. Sarono (1991–1994)
  21. Letkol Pnb B. Darma S. (1994–1996)
  22. Letkol Pnb Heryanto R. (1996–1999)
  23. Letkol Pnb Agus R. Barnas (1999–2000)
  24. Letkol Pnb Agoes Haryadi (2000–2002)
  25. Letkol Pnb H. Chairil Anwar (2002–2004)⭐⭐
  26. Letkol Pnb Sulastri Baso (2004–2006)⭐
  27. Letkol Pnb R. Agung Sasongkojati (2006–2007)
  28. Letkol Pnb Arif Mustofa (2007–2008)⭐⭐
  29. Letkol Pnb Bambang Wijanarko, S.E., S.T., M.Si. (2008–2010)⭐
  30. Letkol Pnb Ir. Yudi Mandega Raswono (2010–2011)⭐
  31. Letkol Pnb Jorry Soleman Koloay, S.Ip. (2011–2012)⭐⭐
  32. Kolonel Pnb Ferdinand Roring (2012–2014)⭐
  33. Kolonel Pnb Hesly Paat (2014–2015)⭐⭐
  34. Kolonel Pnb Djoko Tjahjono, S.E. (2015–2016)⭐
  35. Kolonel Pnb Arifaini Nur Dwiyanto (2016–2018)
  36. Kolonel Nav Insan Nanjaya, S.H., M.A.vn., M.gt. (2018–2019)
  37. Kolonel Pnb Johnny Sumaryana, S.E. (2019–2020)
  38. Kolonel Pnb Abram Robert Argomeru Tumanduk, S.Sos. (2020–2021)

Danlanud Tipe A


  1. Marsma TNI M. Satrio Utomo, S.H. (2021— 2022)⭐
  2. Marsma TNI Muhammad Mujib, S.E., M.M. (2023–2023)⭐
  3. Marsma TNI Ramot Christian Parlindungan Sinaga S.E., M.Han. (2023—2024)⭐
  4. Marsma TNI Antariksa Anondo (2024—Sekarang)⭐

Referensi

sunting
  1. ^ "Batik Air Tawarkan Pilihan Rute Baru Makassar - Manado". iNFONews.ID. Diakses tanggal 8 June 2024. 
  2. ^ "Garuda Indonesia secara bertahap tambah frekuensi penerbangan domestik". www.antaranews.com (dalam bahasa Indonesian). 
  1. http://samratulangi-airport.com/sejarah[pranala nonaktif permanen]

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting