,

Rumah Quotes

Quotes tagged as "rumah" Showing 1-19 of 19
Ralph Waldo Emerson
“Setiap buku adalah kutipan; setiap rumah adalah kutipan seluruh rimba raya dan tambang-tambang dan bebatuan; setiap manusia adalah kutipan dari semua leluhurnya”
Ralph Waldo Emerson

“Rumah belum tentu adalah tempat bagi segala rasa bermuara. Rumah bisa jadi hanya sebuah bangunan yang diberi label 'rumah'.”
Devania Annesya, Muara Rasa

Titon Rahmawan
“Ada banyak orang yang tidak mendapat kebahagiaan setiap kali mereka pulang ke rumah. Itu bukanlah suatu hal yang aneh, karena mereka tidak menjadikan rumah sebagai pusat atau sumber kebahagiaan. (Logika sederhananya) tidaklah mungkin kita mengharap sesuatu dari apa yang tidak kita anggap sebagai sebuah prioritas.”
Titon Rahmawan

“Jadilah rumahku, ke manapun aku berkelana, selalu berpulang padamu.
Jadilah tanah tempatku berpijak, ke mana pun aku terbang, ku kan kembali pulang,
kala lelah kukepak sayap.
Bisakah kau menjadi udara, setiap hela nafas ini, kau ada.
Bisakah kau menjadi kerlip lilin, kala gelap, kau keindahan sejati.
Berlebihan jika kuminta semua itu?
Cemasku…
Kau menjadi persinggahan sesaat, yang kan terlupa?
Atau kau serupa percik air yang hilang melewati sela-sela jariku?
Bisa saja kau pendar, yang dalam sekejap mata, keindahannya memudar?”
Devania Annesya

Titon Rahmawan
“Bagian terbaik dari rumahku bukanlah ruang tamu atau ruang makan melainkan beranda yang penuh dengan tanaman, dan ruang keluarga yang penuh dengan buku. Di tempat itulah aku beroleh ketenangan, kesenangan dan inspirasi.”
Titon Rahmawan

Dian Nafi
“Kalau Engkau rela padaku, maka tambahkanlah keridaan itu padaku. Jika tidak, maka tuntaskan sekarang sebelum aku jauh dari rumah-Mu ini.”
Dian Nafi, Miss Backpacker Naik Haji

Dian Nafi
“Ya Allah, jgn jadikan waktu ini masa terakhir bagiku dg rumah-Mu. Sekiranya Engkau jadikan bagiku masa terakhir, maka gantilah surga utkku”
Dian Nafi, Miss Backpacker Naik Haji

“Bisakah kau memberikan apa yang tak mampu aku berikan? Beri ia rumah untuk menangis.”
Devania Annesya, X: Kenangan yang Berpulang

T. Alias Taib
“sebuah rumah yang akan
didiami sepasang angsa
sebuah rumah yang akan
dicintai sepanjang usia

(perkahwinan)”
T. Alias Taib, Seberkas Kunci

Kusumastuti
“Bukan ikatan darah yang dapat menjadikan sekelompok orang menjadi keluarga. Bukan di mana atau bangunan tertentu yang dapat disebut rumah. Tapi renjana yang ada ketika sekelompok orang bersama.”
Kusumastuti, Among the Pink Poppies

Sapardi Djoko Damono
“Saya sama sekali tidak suka dikontrakkan. Soalnya, tidak jelas keluarga macam apa yang akan tinggal. Kalau yang menghuni saya nanti amat sangat berengsek, tidak suka membaca cerita pendek, tidak berpengetahuan, tidak intelek, dan suka masak jengkol, apa saya bisa protes dan mengusirnya?”
Sapardi Djoko Damono, Pada Suatu Hari Nanti & Malam Wabah

“Barangkali tidak ada yang benar-benar mengerti bahwa arti rumah sejatinya bukanlah sekadar tempat untuk pulang, melainkan siapa saja yang peduli.

#aksarataksa”
Robi Aulia Abdi (@aksarataksa)

Titon Rahmawan
“Rumah itu tak seberapa besar, tapi ada halaman yang luas dan lapang buat kita menanam pohon mangga, asem jawa, rambutan dan juga trembesi. Tempat yang tinggi buat menggantung sarang kutilang, perkutut, tekukur dan murai batu. Kecipak air terjun buatan di mana ikan koi berenang tenang di dalam kolam. Dan sepasang anjing yang berlarian kesana kemari.

Rumah itu berkamar tiga dan bercat hijau dan teras yang penuh dengan aglaonema, xanseviera, anthurium, syngonium dan philodendron. Sepasang bangku dari kayu mahoni dan meja sederhana di mana kau bisa meletakkan pinggan berisi ubi dan segelas teh pahit.

Di sana kita beranjak menua, dalam rumah hijau yang penuh dengan tanaman dan pintu yang selalu terbuka, menanti harapan yang bakal singgah bersama cucu cucu, menantu dan kedua anakmu. Di sana kita setia menabur cinta dan berharap memetik buahnya sepanjang musim.”
Titon Rahmawan

Dian Nafi
“Terus kupandangi Ka’bah.Aku tak bs memandanginya stlh hr ini. Aku msh mau memandanginya lagi,aku ingin datang lagi ke rumah-Mu y Rabb.Amin”
Dian Nafi, Miss Backpacker Naik Haji

Mel Bakara
“Sebab pulang bukan tentang adanya rumah, tapi adanya hati yang menyambut penuh kehangatan.”
Mel Bakara, Berilah Judul untuk Kisahmu

missef
“Sejurus aku ingat apa yang dikatakan Bu Ratih sebelum aku keluar dari ruangannya. She said that the place you called home isn't the place that you think as building or such. Home is everything that make you feel so easy and make you feel wants to live to the fullest. Home is anywhere that will not underestimate you in every aspect of life. And sometimes home has a heartbeat, and shares the same oxygen as you. Sometimes home is like that. gee! and everything in it was a home to me.”
missef, Miss Rekomendasi

“Tatkala rumah sudah tak lagi nyaman untuk dibercandai, maka rumah adalah tempat yang tidak layak untuk dihidupi.”
Robi Aulia Abdi (@aksarataksa)

Titon Rahmawan
“Perjalanan Pulang Demi Menemukan Rindu

Gerimis menemaniku saat aku tiba di kotaku sendiri. Bukan lagi tempat menyimpan kenangan atau lembar sejarah, melainkan tempat yang dipenuhi aroma yang setia menyelimuti tubuhku dengan segala apa yang aku kenal.

Seperti aliran sungai banjir kanal yang membanjiri pikiranku dengan rupa-rupa perasaaan; luapan kesedihan, kegembiraan, kemuraman, kebahagiaan, kegalauan yang asing dan segala entah yang bercampur aduk jadi satu. Tapi

Entah mengapa tak kutemukan rindu? Apakah sungguh aku tak pernah menjadi bagian dari hiruk-pikuk kota ini? Gamang mencari apa yang tak kunjung terselami. Kuhela waktu bergerak di atas roda berjalan lambat mengelilingi taman-taman kota.

Larut sepenuhnya dalam perhelatan nikmat menyantap hidangan penggugah selera yang dijajakan di pinggir jalan sambil menekuri panorama gedung-gedung lama. Lalu menyempatkan diri berpose sejenak di depan tugu belia yang seolah memiliki mata yang menatap ke segala arah.

Kota tua ini berasa makin membungkuk oleh beban usia yang entah sudah berapa lama ditanggungnya. Tenggelam dalam kerumitan labirin dan lorong-lorong dengan seribu pintu yang akan mengantarkan kita menuju ke segala tempat yang kita mau.

Hanya saja aku masih merasa tak menemukan apa yang aku cari di setiap sudut kota ini. Mungkin tanpa aku sadari ia sudah jauh merasuk ke dalam diriku sendiri;

Mata yang gundah, senyum yang selalu resah dan penggalan kata-kata tak utuh yang tak mungkin dapat kurangkai untuk menjadi sebuah puisi cinta. Entahlah...

Gerimis masih menemani perjalananku pulang ke tempat yang ingin sekali kusebut sebagai rumah. Dan berharap, masih akan kutemukan rindu itu di sana.”
Titon Rahmawan