What do you think?
Rate this book
332 pages, Paperback
First published April 1, 2014
Ini adalah hutan rindu, sungai yang mengalir, dan laut yang berdebur.
"JANGAN JAUH"
Dik, jangan pergi jauh-jauh
Kan ada darahmu di tubuhku
(Dilan, Bandung 1990)
"Malam ini, kalau mau tidur, jangan ingat aku ya?"katanya.
"Kenapa?"
"Tapi kalau mau, silakan,"
"Mau," jawabku meski malu
"Kamu rindu aku semalam"
"Kalau enggak?"
"Berarti kamu bohong."
Sebenernya saya takut diprotes. Soalnya, sebelum saya ngasih rating, saya nge-scroll dulu kebawah-bawah dan nemu banyak yang ngasih rating tiga keatas, disertai review yang penuh pujian dan sanjungan. Sayangnya, saya menemukan diri saya beda pendapat sama mayoritas pembaca novel ini.
Jadi, kemarin sore, selesai nyetrika, saya ke kamar dan nemu novel ini di kasur. Karna lagi pulang ke rumah dan novel semuanya terlanjur saya bawa ke kosan dua tahun yang lalu, saya jadi miskin bacaan. Akhirnya, saya baca novel yang ternyata dipinjem adik saya dari temennya ini. Saya penasaran, soalnya dikalangan temen-temen kampus dan di salah satu situs bacaan, kok kayaknya novel ini wow banget. Jadi saya mulai membaca dengan ekspektasi yang tinggi.
Ketika saya menutup novel ini, saya diem. Bengong. Nggak nemu konfliknya, masa... Entah sayanya yang terlalu berekspektasi tinggi atau gimana, saya merasa novel ini biasa-biasa saja. Saya nggak begitu menikmati gaya penulisan novel ini, maupun jokes-jokes yang terselip. Saya juga nggak begitu klik sama tokohnya. Banyak yang bilang, Dilan itu romantis, Dilan itu pacar idaman, dll. Tapi, kenapa saya nggak bisa menemukan sisi istimewa itu ya -_-
Akhir kata, 1 bintang untuk Dilan. Maafin saya, ya...
Milea kamu cantik. Aku belum mencintaimu, enggak tau kalo sore. Tungguin aja. -- Dilan 1990